Enam Anggota Sabhara Polres Mojokerto Terancam Sanksi

Karikatur TNI Vs PolriPolda Jatim, Bhirawa
Pasca bentrokan akibat kesalahpahaman yang dilakukan anggota Sabhara Polres Mojokerto terhadap Pratu (Mar) Didit Tri Maulana, anggota Yonif 5 Marinir Ujung Perak, Surabaya berujung pada pemeriksaan 22 anggota Sabhara oleh Propam Polda Jatim.
Sebanyak 22 anggota Sabhara Polres Mojokerto dimintai keterangan terkait insiden salah paham yang terjadi pada Jumat (28/11) lalu. Dan 22 anggota ini masih berstatus sebagai saksi. Namun, enam anggota lainnya berstatus sebagai terperiksa, dan terancam pelanggaran disiplin kode etik Polri.
“Propam kami sudah memeriksa 22 anggota Sabhara Polres Mojokerto. Sementara keenam anggota yang statusnya sebagai terperiksa, mereka terancam pelanggaran disiplin,” terang Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono kepada Bhirawa, Senin (1/12).
Terkait siapa saja nama keenam anggota Shabara Polres Mojokerto yang berstatus terperiksa, Awi enggan memberikan informasi ini.  Sementara mengenai korban yakni  Pratu (Mar) Didit Tri Maulana, Awi mengaku bahwa yang bersangkutan hanya dimintai keterangan terkait insiden yang menimpanya. “Korban Pratu Didit hanya kami mintai keterangan terkait dirinya yang katanya dipukuli oleh anggota Sabhara saat mengamankan perkelahian,” jelas Awi.
Untuk ditekahui,  Pratu Didit Tri Maulana, anggota Yonif 5 Marinir Ujung Perak dikabarkan jadi korban pengeroyokan yang dilakukan anggota Sabhara Polres Mojokerto, Jumat (28/11) lalu. Dari informasi yang dikumpulkan  di lapangan, peristiwa bermula ketika Pratu Didit bermaksud menonton Pekan Raya Expo yang digelar di Jl Raya Canggu Jetis, Mojokerto. Dengan mengendarai motor Yamaha Xeon biru S 2217 RS, Pratu Didit tiba di depan KUD Canggu dan mengobrol bersama temannya.
Saat Pekan Raya Expo ditutup, tak jauh dari lokasi Pratu Didit berdiri terjadi perkelahian antar warga. Melihat hal ini, Pratu Didit berniat untuk melerai pertikaian tersebut. Namun, datanglah puluhan anggota Sabhara  Polres Mojokerto yang bertugas menjaga keamanan acara itu, dan terjadilah salah paham di antara mereka.
Anggota Sabhara itu menduga Pratu Didit warga biasa dan biang dari kekacauan, sehingga mereka melakukan pengeroyokan serta mengamankan Pratu Didit. Saat perjalanan menuju ke Balai Desa Canggu guna meminta penjelasan terkait insiden perkelahian itu, Pratu Didit dipukuli beramai-ramai oleh oleh anggota Sabhara yang mengamankannya.
Merasa tak terima dengan perlakuan ini, setibanya di Balai Desa Canggu, Pratu didit menyebutkan jati dirinya sebagai anggota marinir. Usai dilakukan interograsi, dan tidak ditemukan unsur kerusuhan yang didugakan kepada Pratu Didit, anggota Yonif 5 Marinir ini akhirnya dibebaskan dari Balai Desa tempatnya diinterograsi. [bed]

Tags: