Epidemolog Apresiasi Penanganan Omicron di Jatim

Pemprov, Bhirawa
Epidemolog dari Universitas Airlangga (Unair) Dr Windhu Purnomo mengapresiasi langkah penanganan penyebaran covid-19 varian B.1.1.529 (omicron) di Jatim. Apresiasi tersebut diberikan karena hasil assessment situasi Covid-19 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 21 Januari 2022 Jatim menjadi yang terbaik dengan kabupaten dan kota level 1 terbanyak di Indonesia.
Berdasarkan Inmedagri No. 5 Tahun 2022 Jatim memiliki 26 Kabupaten /Kota yang masuk dalam kategori Level 1. Dilanjutkan dengan 11 kabupaten/kota dalam kategori Level 2 dan 1 Kabupaten dalam kategori level 3. Diantara provinsi lain se Jawa-Bali, Jatim masih menduduki peringkat pertama untuk Kab/Kot terbanyak yang masuk dalam kategori level 1.
Untuk diketahui saat ini cakupan vaksinasi dosis pertama di Jatim sudah mencapai 86.99%. Sedangkan untuk dosis pertama dengan sasaran lansia telah mencapai 71.37%.
Atas capaian tersebut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga disiplin protokol kesehatan dan juga mempercepat vaksinasi bagi yang belum mendapatkan suntikan sama sekali ataupun yang belum lengkap dosis vaksinnya.
Sebab, Gubernur Khofifah percaya perisai untuk melawan varian omicron adalah prokes dan vaksinasi. “Prokes penting untuk selalu diterapkan, jangan sampai lengah, ini perisai pertama. Begitu juga vaksin, akan menjadi perisai lapis keduanya,” ucap Gubernur Khofifah, Kamis (27/1).
Gubernur Khofifah menjelaskan, varian baru Omicorn ini harus ditangani secara komperhensif tanpa menimbulkan kepanikan dan keresahan ditengah tengah masyarakat. Terlebih, bedasarkan prediksi dari Menko Marves dan Menkes RI kemungkinan terdapat lonjakan dari mulai pertengahan Februari sampai Maret atau 65 hari dari pernyataan Menkes pada tanggal 16 Januari 2022.
“Bagaimana seluruh elemen di Jatim ini bekerja sama untuk menangani varian omicron secara komprehensif, waspada dan siaga tanpa menyebabkan kepanikan di masyarakat,” ungkapnya
Berdasarkan data Institute of Tropical Disease (ITD) Unair per 22 Januari 2022 tercatat ada 26 kasus omicron yang tersebar di 7 kab/ko di Jatim. Sedangkan untuk prosentase tracing di Jatim berada dalam kategori memadai yakni 15,16 tiap 1 kasus. Bahkan, meski tren kasus covid-19 di Jatim mengalami kenaikan Bed Occupancy Rate (BOR) cenderung tidak mengalami kenaikan yakni 1,99%.
Pemprov Jatim, lanjut Khofifah terus menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas Rumah Sakit. Penataan sistem rujukan dan pemantauan isoman dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan. Selain itu, pemenuhan SDM dan Logistik baik APD, Oksigen hingga Alkes serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan.
Masih dalam upaya pencegahan varian omicron di Jatim, Pemprov Jatim bersama Forkopimda terus memantau secara ketat penanganan kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Khofifah menyatakan, pada tanggal 22 Januari 2022, gelombang PMI tiba di Bandara Juanda sebanyak 129 orang PMI asal kedatangan dari Malaysia. Sedangkan hari ini, 26 Januari 2022 direncanakan akan datang lagi sebanyak 164 orang.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan serta antisipasi kedatangan PMI, Forkopimda Jatim telah melakukan melaksanakan dengan baik penyambutan kedatangan PMI sekaligus menyiapkan berbagai sarana dan prasarana karantina bagi PMI dengan total 2.990 bed. Oleh karenanya, Khofifah mengajak seluruh kab/ko untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para PMI. Para PMI ini adalah mereka yang telah berjuang di negara lain dan terkadang para PMI di negara mereka bekerja kurang mendapatkan perlakuan baik . “Saya selalu berpesan kepada tim dari Pemprov Jatim jangan dipulangkan saudara kita PMI kembali ke rumah dalam keadaan setengah sehat. Namun harus betul betul sehat,” tegasnya.
“Termasuk juga, saya mohon kepada para bupati/walikota untuk berkenan menjemput PMI yang dinyatakan negatif dan akan pulang ke tempat tinggalnya, mari kita siapkan penjemputan terbaik karena pasti mereka sangat dinanti oleh keluarganya” tambahnya
Berkaca dari penanganan lonjakan kasus varian delta pada pertengahan tahun 2021 lalu, upaya kolaboratif dengan mengedepankan pendekatan sains dan kolaboratif mampu menaklukkan varian delta. “Kita sudah belajar banyak dari pengalaman kita berjuang mendatarkan kurva varian delta. Mari kita bersinergi dan maksimalkan kolaborasi untuk memitigasi lonjakan kasus Omicron di bulan Februari-Maret ini dan menyelamatkan 40 Juta Warga Jatim,” pungkasnya. [tam.wwn]

Tags: