Era Kebangkitan Ekonomi Perempuan

Oleh :
Yudhistira Zia Ersyada
Komite Tetap Pemantauan Persaingan Usaha-KADIN Kota Semarang.

Setiap Maret kita memperingati Hari Perempuan Sedunia, April Hari Kartini, September Hari Polisi Wanita, dan Desember kita juga memperingati Hari Ibu. Hari besar itu menandakan betapa besar kontribusi perempuan dalam kemajuan sebuah bangsa.

Kalau menengok sejarah Rasulullah, maka kita akan menemukan peran Siti Khadijah yang begitu luar biasa, yaitu sebagai partner bisnis Rasulullah. Istri pertama Rasulullah ini memang merupakan pengusaha sukses yang menjalankan bisnisnya di kota Yaman dan Syam. Itu artinya, tugas seorang perempuan bukan sekadar memasak di dapur, melainkan juga menjadi penopang dan penggerak perekonomian.

Kiprah perempuan di sektor ekonomi tidak dapat diragukan lagi. Merujuk data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) pada 2021 disebutkan bahwa perempuan mendominasi pelaku usaha mikro Indonesia. Sekitar 53,76 persen sektor UMKM dimiliki oleh perempuan di mana 97 persenkaryawannya adalah perempuan dan berkontribusi dalam perekonomian sekitar 61 persen.

Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menunjukkan, sebanyak 64,5 persen dari total UMKM dikelola oleh kaum perempuan. Kemudian riset dari Sasakawa Peace Foundation & Dalberg juga mencatat, persentase wirausaha perempuan di Indonesia cukup tinggi, yaitu sekitar 21 persen.

Beberap data di atas menunjukkan bahwa peran dan kontribusi perempuan di bidang ekonomi terus meningkat signifikan. Perempuan menjadi faktor penting dalam menghadapi berbagai tantangan dalam upaya pemulihan, reformasi, dan transformasi ekonomi.

Menurut Marthalina (201), perempuan memiliki beberapa kelebihan dalam menjalankan suatu usaha. Pertama, ketelatenan. Biasanya perempuan akan lebih telaten dalam menjalankan usahanya. Perempuan mampu membuat suatu produk memiliki nilai lebih menarik dan mempunyai daya beli tinggi. Kedua, networking. Perempuan biasanya mudah bergaul dan memiliki suatu mekanisme pendekatan yang memudahkan perempuan memiliki jaringan lebih luas. Terlebih, perempuan jeli melihat peluang bisnis dari networking tersebut. Ketiga, ketangguhan diri. Perempuan ketika dihadapi dengan PHK, biasanya tidak mudah putus asa. Perempuan melihat kegagalan dengan cara berwirausaha.

Penggerak Ekonomi

Jumlah wirausaha perempuan terus meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, peningkatan jumlah perempuan di sektor ekonomi masih di bawah laki-laki. Di samping itu, pelaku UMKM perempuan juga masih menghadapi berbagai kendala, mulai keterbatasan modal, akses pemasaran hingga minimnya literasi digital.

Berbagai persoalan tersebut perlu dicarikan solusi agar lebih banyak lagi perempuan yang mau terjun ke dunia wirausaha. Semakin banyak perempuan yang mandiri secara ekonomi, maka akan berdampak pada penciptaan lapangan kerja baru yang pada gilirannya dapat mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Dalam konteks ini, pemerintah perlu membuat regulasi dan kebijakan untuk mempermudah akses permodalan dan membantu mereka memasarkan produk-produknya secara online.

Dan, tidak kalah pentingnya, pemerintah dan pihak-pihak terkait perlu mengadakan pelatihan bagi kaum perempuan terkait kewirausahaan, manajemen bisnis, literasi digital, dan inovasi produk sehingga mereka lebih produktif dalam mengembangkan usahanya. Dengan demikian, ikhtiar mencetak perempuan sebagai motor penggerak ekonomi benar-benar terwujud sehingga peran dan kontribusi mereka lebih optimal dalam memajukan perekonomian bangsa ini.

———– *** ———–

Rate this article!
Tags: