Eratkan Hubungan Anak dan Orangtua Melalui Dongeng

Kartikanita Widyasari

Kartikanita Widyasari
Konsisten menjadi seorang pendongeng selama 10 tahun belakangan, tak membuat seorang Kartikanita Widyasari berpuas diri. Justru di sepuluh tahun profesinya sebagai seorang pendongeng Nitnit begitu ia disapa, ingin memberikan manfaat lebih bagi masa depan anak-anak bangsa. Salah satunya adalah membawa keceriaan untuk siswa SD Karya Mulia Surabaya dengan tuna rungu melalui media dongeng, Kemarin (6/10). Perempuan kelahiran Surabaya, 30 Juli 1980 ini mengutarakan jika pihaknya bisa mendapat kesempatan mendongeng bagi seluruh anak-anak Indonesia. Tanpa terkecuali.
“Ini kali pertama buat saya mendongeng untuk anak tuna rungu yang merupakan wujud rasa syukur saya di dunia pendongengan selama satu dekade ini,” ungkap dia.
Meskipun berbeda dengan penampilan sebelumnya, kali ini Nitnit meminta bantuan penerjemah untuk cerita dongeng yang diangkat. Hal itu untuk membuat siswa lebih mengerti dan memahami cerita yang dia sampaikan.
“Yang ada bukan kesulitan. Namun belum terbiasa. Jadi masih butuh banyak latihan. Karena saya juga terbantu dengan penerjemah,” kata Nitnit yang juga praktisi psikologi anak ini.
Nitnit menceritakan selama menjadi pendongeng pihaknya menemukan banyak energi positif dari anak-anak Indonesia. Terbukti di setiap penampilannya ia selalu membawakan tema yang berbeda-beda, dengan latar belakang dari pendidikan, maupun sosial-budaya.
“Dongeng tetap jadi aktivitas yg menarik dan menyenangkan walaupun hidup di dunia teknologi. Karena pada saat mendongeng, ada interaksi antara pendongeng dan yang mendengarkan dongeng,” ujar perempuan berusia 38 tahun ini.
Bagi Nitnit mendongeng merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus memiliki banyak tantangan. Seperti membuat anak yang baru dikenal untuk merasa nyaman dan asik saat mendengarkan dongeng.
“Ini tantangan yang harus saya taklukkan. Sehingga ini yang membuat saya bisa bertahan,” lanjut Nitnit.
Di samping itu, menurut dia mendongeng sebagai media relevan bagi pertumbuhan anak dengan berkomunikasi. Diakuinya melalui mendongeng pihaknya bisa berbagi cerita sekaligus informasi maupun pengetahuan dengan pendekatan yang menghibur.
“Mendongeng juga menjadi jembatan untuk mengembalikan keakraban emosi antar orang tu dan anak. Apalagi era modern membuat skat hubungan anak dan orang tua semakin njomplang,” papar dia.
Sehingga, dalam waktu dekat ini pihaknya juga akan memberikan workshop kepada para Bunda dengan #BundaBercerita yang menekankan metode dongeng rumahan, untuk menghidupkan kedekatan hubungan anak dengan orang tua.
Perempuan berambut Cepak ini berharap jika kedepan, manfaat dongeng seperti meningkatkan kecerdasan emosional (EQ), menambah nilai-nilai moral dan mengembangkan kreatifitas dan imajinasi benar-benar bermanfaat bagi kehidupan anak-anak Indonesia. [ina]

Tags: