Eropa Pererat Kerjasama Bidang Riset dan Inovasi dengan Indonesia

Peter Van Tuijl, Direktur NuffIc-Neso Indonesia, saat memberi penjelaaan terkait acara

(Peringati Hari Riset 2019)

Surabaya, Bhirawa
Uni Eropa dan Negara-negara Anggotanya menyelenggarakan kegiatan seminar bertajuk Had Rlset Eropa 2019 (European Research Day 2019) hari inf di Surabaya. Sekitar 200 peneliti dari seluruh Indonesia hadir dalam acara ini untuk mendapatkan
berbagai informasi peluang pendanaan terkait penelitian di Eropa dan beasiswa yang
tersedia bagi mereka.
Kegiatan yang difasilitasi oleh EURAXESS ASEAN ini bertujuan agar para penemi Indonesia terdorong untuk menghasilkan penelitian yang berstandar internasional, serta berkontribusi bagi ilmu pengetahuan di tanah air dan hasil penelitiannya dapat diterapkan. Uni Eropa telah lama mempromosikan ketja sama intemasional dalam kegiatan riset, menuju masyarakat dan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan kompetitif.
Pada kesempatan tersebut, penlvakilan dari lembaga pendanaan penelitian di Perancis, Jerman, Belanda, dan Spanyol akan berbagi informasi tentang keunggulan penelitian di Eropa serta memberikan saran tentang cara menyiapkan proposal penelitian yang baik. Mereka mempresentasikan berbagai peluang pendanaan penelitian termasuk program Marie Skbdowska-Cude Fellowship yang menawarkan peluang pengembangan karir yang sangat baik bagi para paneliti Indonesia di semua tahap karir penelitian mereka.
“Kolaborasi penelitian internasional merupakan kerja sama yang sangat panting. Eropa, Indonesia dan ASEAN perlu bekerja sama untuk mengembangkan sotusi inovatif dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, keamanan pangan. energi dan penyakit menular,” tutur Bapak. Charles-Michel Geurts, Wakil Ketua Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia. “Ribuan mahasiswa dan peneliti dari Indonesia dan ASEAN, telah mendapat manfaat belajar di iembaga pendidikan tinggi dan memperoleh beaslswa riset di Eropa, melalui program-program seperti Erasmus plus, Horizon 2020. dan skema pendanaan bilateral Iainnya,” lanjutnya.
Unl Eropa mendukung kerja sama riset antara Eropa dan ASEAN melalui EURAXESS . ASEAN. “EURAXESS ASEAN adalah inisiatif unik yang menghubungkan para penemi dl ASEAN dengan Eropa dengan memberikan Iayanan informasi dan dukungan yang memungkinkan para peneNti untuk mengembangkan kalir penelman mereka di Eropa. atau bekerja dengan mitra penelitian Eropa.” jelas Bapak Simon Grimiey. Regiona\ Representative EURAXESS ASEAN.
Prof. Dr Sangkot Marzuki, Direktur Lembaga Eijkman, menyampaikan pentingny Iandasan yang kuat untuk dapat menghasilkan penelitian ilmiah yang berbobm “Penelitian ilmiah membutuhkan keahlian, inovasi dan sumber daya yang mumpuni, katanya. Beliau juga mengatakan bahwa Indonesia perlu memelihara budaya keunggulan ilmiah, dan bahwa mobilitas internasional dan kegiatan penelitian kolaboratif adalah kunci dari upaya tersebut.”
Di tahun 2016, dengan dukungan dari Pemerintah, Akademi ”mu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mendirikan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIP!) untuk menyediakan riset yang berkelanjutan dan mempromosikan budaya ilmiah untuk meningkatkan kualitas riset dan produktivitasnya. “Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana riset di area penelitian umum. Namun demikian, kami mendorong para sivitas penelitinya untuk bekerjasama dengan mitra internasional daiam memanfaatkan dana hibah penelitian, untuk semakin memperkuat kapasitas kegiatan penelitian kita,” ungkap Dr Teguh Rahardjo, Eksekutif Direktur DlPl.
Bapak Peter Van Tuijl, Direktur NuffIc-Neso Indonesia, dalam kesempatan ini mempresentasikan bantuan pendanaan Pemerintah Belanda tentang program riset serta Pendidikan $2 den 33 di Belanda. “Saat ini 13 dari 14 universitas riset di Belanda yang dibayai oleh negara, sudah masuk dalam 200 besar peringkat dunia sehingga kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. lni merupakan kesempatan bagi masyarakat Indonesia, untuk menikmati layanan pendidikan tinggi dan pengalaman yang diakui dunia,” papar beHau.(ma)

Tags: