Erupsi Gunung Semeru, Masih 27 Orang Hilang, BNPB Terus Lakukan Pencarian

Kondisi Desa Pronowijo, Kec Pronojiwo, Kab Lumajang, yang masih terlihat abu vulkanik yang dikeluarkan dari guguran Gunung Semeru. [cahyono/Bhirawa]

Kab Malang, Bhirawa
Erupsi Gunung Semeru sampai saat ini tercatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ada 15 orang meninggal dunia, dan 27 orang yang masih dinyatakan hilang. Sampai saat ini BNPB terus melakukan pengecekan dan validasi data agar untuk bisa memastikan jumlah korban akibat erupsi Gunung Semeru.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Senin (6/12), kepada wartawan mengatakan hingga kini pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, untuk tetap melakukan operasi pencarian dan pertolongan terhadap kemungkinan warga yang menjadi korban awan panas guguran Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang.

“Untuk saat ini data korban jiwa atau terdampak yang berhasil dihimpun oleh Posko Tanggap Darurat bencana sementara ini ada 5.205 jiwa yang terdampak, dan 27 hilang, meninggal dunia 15 orang. Dan juga masih melalkukan memutakhirkan data,” jelasnya.

Masih Muhari jelaskan, dari 15 orang yang meninggal dunia terdapat delapan jiwa teridentifikasi yakni di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan tujuh lainnya di Kecamatan Candipuro. Sedangkan Kecamatan Pronojiwo berbatasan langsung dengan Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Dan hingga kini terdapat 1.707 orang warga mengungsi yang tersebar di 19 titik. Diantaranya, pengungsi dari warga Kecamatan Candipuro tersebar enam titik Kantor Balai Desa.

Dalam kesempatan itu, dia juga menambahkan, dalam erupsi Gunung Semeru tersebut tidak hanya membawa korban jiwa, tapi juga berdampak pada 2.970 rumah rusak akibat diterjang lumpur lahar Gunung Semeru.

Selain itu, juga terdapat 38 unit fasilitas pendidikan, dan satu jembatan Gladak Perak yang berada di wilayah Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang putus. Sehingga akses jalan menunju Kabupaten Malang-Kabupaten Lumajang tidak dapat dilalui kendaraan bermotor.

“Bahkan juga tidak bisa dilewati orang, karena kondisi di bawah jembatan sangat curam,” tandasnya.

Sementara itu, Kapolres Malang AKBP Bagoes Wibisono mengatakan, pihaknya bersama Komandan Kodim (Dandim) 0818 Kabupaten Malang/Kota Batu Letkol (Inf) Yusub Dody Sandra sudah meninjau lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di wilayah Kecamatan Pronojiwo yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Malang.

Sedangkan peninjauan itu pada Jembatan Gladak Perak yang menghubungkan Kabupaten Malang-Kabupaten Lumajang, yang ambrol akibat diterjang banjir lahar.

“Ambrolnya Jembatan Gladak Perak tersebu, maka jalur nasional Malang-Lumajang terputus total. Sehingga bagi masyarakat dari kedua daerah itu yang akan menuju Malang atau sebaliknya harus mencari jalur alternatif lainnya,” pungkasnya. [cyn]

Tags: