Evakuasi Korban Tanah Longsor di Ponorogo Dihentikan

Foto Ilustrai

Longsor Terjadi di Nganjuk, Lima Orang Diduga Tertimbun
Pemprov, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf memastikan bahwa proses evakuasi tanah longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dinyatakan dihentikan. Selain itu, kawasan tersebut juga ditetapkan sebagai zona merah.
“Hasil rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder bahwa evakuasi dihentikan karena membahayakan tim SAR jika diteruskan. Rapat diikuti oleh BPBD Jatim, BPBD Kabupaten Ponorogo, Bupati Ponorogo, Kapolres Ponorogo, Dandim, Basarnas, Kepala Dasa, Kepala Dusun serta warga setempat,” kata Saifullah Yusuf dikonfirmasi, Minggu (9/4).
Untuk agenda berikutnya adalah mengevakuasi satu alat berat dan menarik mobil anjing pelacak (K-9), kemudian fokus di penanganan untuk mengalirkan lumpur ke sungai. “Saat ini wilayah di seputaran SD dan Kantor Desa Banaran dievakuasi dan dinyatakan zona merah atau berbahaya bagi warga jika dihuni maupun diperuntukkan sebagai lahan pertanian,” kata mantan Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal tersebut.
Sebelum kebijakan itu diputuskan, longsor susulan terjadi kemarin, sekitar pukul 12.10. Berdasarkan informasi dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim Sudarmawan, longsor susulan terjadi di Sektor A yang berakibat ke Sektor B, Sektor C dan Sektor D. Akibatnya, satu alat ekskavator yang digunakan untuk mencari korban ikut tertimbun longsor di Sektor D. Tak hanya itu, separo mobil K-9 juga tertutup longsor dan dua ekor anjing K-9 terjebak dalam mobil.
“Alhamdulillah seluruh relawan selamat. Semua aktivitas SAR ditutup sementara sampai keadaan aman kembali. Selain satu mobil ekskavator dan mobil K-9 yang ikut tertimbun longsor, tiga alat komunikasi yang kita gunakan ikut terseret lumpur dan air,” kata Sudarmawan.
Akibat longsor susulan ini, jalan baru yang dibuka pada Sabtu (8/4), di Sektor D tertutup longsor dan akhirnya harus ditutup kembali. Begitu pula warga di sekitar balai desa maupun sekolah di Desa Banaran dievakuasi disterilkan dan dievakuasi ke tempat yang lebih aman. “Akibat longsor ini juga air sungai meluap di sekitar Balai Desa Banaran,” ungkapnya.
Sementara itu, berdasarkan video longsor susulan yang viral di media sosial menunjukkan gerakan tanah dari atas ke bawah mengalir lambat melewati jalur longsor sebelumnya. Beberapa relawan terlihat berteriak-teriak memberitahu relawan lainnya untuk menyelamatkan diri, menjauh dari lokasi longsor susulan.
Sebelum terjadi longsor, penanganan bencana tanah longsor dimulai dengan apel pagi pukul 07.00 oleh seluruh potensi SAR sejumlah 1.250 personel. Dengan rincian Sektor A dengan kekuatan 200 personel  bertugas melakukan penyisiran, Sektor B dengan kekuatan 350 personel bertugas melakukan penyisiran titik-titik yang diperkirakan ada korban.
Kemudian Sektor C dengan kekuatan 200 personel bertugas melakukan penyisiran titik-titik yang diperkirakan ada korban. Sektor D dengan kekuatan 200 personel bertugas melakukan penyisiran titik-titik yang diperkirakan ada korban serta SAR DOG dengan kekuatan 60 personel. Kemudian sebanyak 240 personel disebar di beberapa posko yaitu Posko Sektor Induk, Pos Kesehatan, Posko Dapur Lapangan, Posko Losidtik, Posko Komunikasi,dan Posko Saran dan Prasarana.
Upaya untuk menemukan korban longsor kemarin juga membuahkan hasil dengan ditemukannya satu korban lagi. “Dari Tim DVI RSUD Hardjono Ponorogo, jenazah yang diketemukan hingga pukul 11.00, baru satu orang dan bukan dua orang seperti yang beredar,” tandas Sudarmawan.

Tags: