Evaluasi Perkembangan Covid-19, Pemkab Hadirkan Pengkaji Unair

Jajaran OPD Pemkab Sidoarjo sedang memantau paparan dari Tim Pengkaji FKM Unair. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Peta sebaran Virus Corona atau Covid 19 Kabupaten Sidoarjo masih tergolong zona merah tingkat Jawa Timur. Kondisi ini didasarkan pada hasil kajian epidemiologi Tim Kesehatan Masyarakat Unair Surabaya, walaupun tingkat kesembuhan dan angka penularannya di Sidoarjo sudah menunjukkan trend menurun.
Menurut Wakil Bupati, Nur Ahmad Syaifuddin ditemui usai mendengarkan paparan Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Surabaya di Pendopo Delta Wibawa, Rabu (29/7) kemarin, harus tetap dijaga agar terus turun hingga tujuh hari kedepan sampai kondisinya benar – benar stabil. Karena menurut kajian Tim FKM kondisi penyebaran Covid 19 di Sidoarjo memang masih dikategorikan belum bisa dikendalikan.
Terkait penetapan zona merah bagi Kabupaten Sidoarjo, Nur Achmad mengatakan, pihaknya akan meminta penjelasan lebih rinci. Pasalnya, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid 19 Pemkab Sidoarjo telah berusaha mengatasi masalah Covid 19 secara maksimal.
“Katanya tadi ada 15 item penilaian yang menentukan warna peta kondisi covid ini. Dan akan kami kejar agar jelas. Meskipun kamia tetap akan menyikapi penetapan zona merah itu secara positif. Setidaknya, ini akan menjadi tambahan semangat bagi kami untuk semakin keras berupaya menuntaskan kasus Covid 19 ini secepatnya,” kata Nur Ahmad.
Hasil kajian, tingkat kesembuhan pasien positif sudah merangkak naik mencapai 59% per hari, dari total pasien pasitif Covid 19 yang menyentuh angka 3 ribu orang yang ada di Sidoarjo. Makanya, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tetap akan mewaspadai dengan menerapkan protokol kesehatan kembali secara ketat, agar jumlah pasien Covid 19 bisa diantisipasi.
“Diantaranya memaksimalkan Satgas yang ada untuk penerapan protokol kesehatan. Seperti halnya kampung tangguh akan terus diperkuat dan diperluas. Apalagi menjelang pelaksanaan sholat Idul Adha dan pembagian daging qurban yang dinilai sangat menbahayakan, jika tidak diantisipasi sejak dini dalam penyebaran Covid 19,” ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga memutuskan Pilkades serentak di 175 desa akan tetap digelar pada September mendatang. ”Tapi untuk tanggalnya dipastikan tidak tanggal 6, bisa diundur sedikit. Tadi Pak Kapolresta bilang ke saya pelaksanaannya sebelum tanggal 20 September,” jelas Wabup Sidoarjo ini.
Sehingga Wabup meminta seluruh aparatur, para calon kades dan warga desa untuk ikut serta menanggulangi penularan Virus Corona di wilayahnya masing – masing. ”Jangan cuma mendesak – desak terus untuk segera dilaksanakan Pilkades, tapi harus mau kerja keras untuk membuat wabah ini bisa dikendalikan,” tandasnya. [ach]

Tags: