Evaluasi PTM Menyeluruh

foto ilustrasi

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di tengah pandemi covid-19 yang tidak kunjung sirnah telah membuka dilemma tersendiri bagi bangsa dan negeri ini. PTM yang dari awal diniatkan untuk mengawal kualitas pendidikan dan menekan potensi hilangnya kemampuan akademik pengetahuan atau keterampilan oleh peserta didik (learning loss), kini harus berhadapan dengan munculnya klaster sekolah. Realitas tersebut, terbuktikan dari banyaknya warga SD dan PAUD yang positiv Covid-19 setelah melaksanakan PTM.

Data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), menyebut sebanyak 2,8 persen atau 1.296 satuan pendidikan melaporkan warga sekolah mereka pernah tertular Covid-19. Jumlah itu berdasarkan hasil survei terhadap 46.500 sekolah sejak 20 Juli 2020 hingga 20 September 2021. Kasus Covid-19 paling banyak terjadi di SD yakni sebesar 2,78 persen atau 581 sekolah. Disusul, 252 PAUD, baru setelah itu SMP sebanyak 241 sekolah. Kemudian SMA sebanyak 107 sekolah, SMK 70 sekolah, dan terakhir Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 13 sekolah, (Republika, 27/9/2021).

Sungguh sebuah angka yang sangat besar dan mengundang perhatian publik, pasalnya PTM yang baru di gelar oleh 42 persen satuan pendidikan saja sudah tinggi kasus, apalagi jika PTM digelar serentak nantinya. Oleh sebab itulah, saatnya pengawasan gugus tugas daerah dan dinas terkait bisa mengontrol penerapan protokol kesehatan disatuan pendidikan yang menggelar PTM. Selebihnya, langkah antisipasi agar tidak terjadi klaster pada saat PTM, Kemendikbud Ristek bisa selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan pengawasan, pemantauan dan evalusasi dinamika sekolah yang melaksanakan PTM Terbatas.

Dengan begitu, Kemendikbud Ristek bisa melakukan evaluasi secara menyeluruh dengan terus mendorong pengawasan gugus tugas daerah dan dinas terkait agar bisa mengontrol penerapan protokol kesehatan disatuan pendidikan yang menggelar PTM, dengan tetap menerapkan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak). Sekaligus meningkatkan kolaborasi efektif antara guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan pengawas sekolah, serta orangtua sangat diharapkan untuk menyukseskan penerapan PTM terbatas.

Masyhud
Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Malang

Rate this article!
Evaluasi PTM Menyeluruh,5 / 5 ( 1votes )
Tags: