Evalusi Transportasi Arus Mudik dan Balik 2014

Gumoyo Mumpuni NingsihOleh :
Gumoyo Mumpuni Ningsih
Pengajar Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

Penyelenggaraan aktivitas mudik dan balik 1435 H sudah mulai usai. Arus mudik dan balik kalau kita evaluasi dari tahun ke tahun tampaknya semakin baik. Prestasi tersebut harus diapresiasi seluruh rakyat Indonesia di tengah rumit dan kompleksitasnya masalah transportasi dan infrastruktur di negara ini. Indikator pertama keberhasilan penyelenggaraan mudik tahun ini terlihat dari menurunnya jumlah angka kecelakaan lalu lintas.
Hal tersebut juga terlihat dari usaha pemerintah yang terus memonitor perkembangan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat untuk mengantisipasi lonjakan inflasi yang berlebihan.
Data evaluasi statistik
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi pada Mei 2014 sebesar 0,16% dan inflasi tahunan mencapai 7,32 persen. Untuk Juni 2014, inflasi diharapkan berada di level 0,3-0,4 persen. Sementara untuk Juli 2014 atau sepanjang bulan puasa dan Lebaran, target inflasi diharapkan tidak melebihi 1 persen. Artinya memang ada kenaikan inflasi di Juli sebagai fenomena musiman di bulan puasa, namun besaran inflasi dipandang masih dalam batas-batas yang aman dan terkendali.
Berdasarkan tren historis, inflasi Juli beberapa tahun terakhir menunjukkan cukup terkendali kecuali pada 2008 dan 2013 yang relatif tinggi akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi masing-masing 1,37 persen dan 3,29 persen berturut-turut. Pada tahun 2009-2012, inflasi Juli relatif berada di bawah 1 persen kecuali Juli 2010 sebesar 1,57 persen akibat adanya kenaikan permintaan pascapemulihan ekonomi di sejumlah negara yang diikuti dengan kelangkaan komoditas pangan. Sementara inflasi Juli 2009 sebesar 0,45 persen; di Juli 2011 0,67 persen dan Juli 2012 0,7 persen.
Selain persoalan ketersediaan pasokan barang, khususnya kebutuhan pokok masyarakat pemerintah bersama dengan perusahaan jasa transportasi juga terus mematangkan persiapan transportasi nasional. Persiapan dan kecukupan transportasi tidak hanya dalam memastikan kelancaran distribusi barang sepanjang bulan puasa, tetapi juga mengantisipasi lonjakan pemudik menjelang Lebaran. Kesiapan moda transportasi dan infrastruktur yang menopang sistem transportasi nasional terus ditingkatkan memasuki puasa dan Lebaran.
Pemerintah telah menyiapkan transportasi dan infrastruktur dengan dukungan intermoda yang lebih terintegrasi baik moda angkutan darat, laut maupun udara. Hal ini dilakukan untuk menyebar distribusi pemudik sehingga tidak memusat pada salah satu moda transportasi saja yang berpotensi menimbulkan risiko transportasi. Pemerintah memastikan moda transportasi darat, laut, dan udara untuk angkutan Lebaran 2014 dalam keadaan siap, baik terkait jumlah armada maupun infrastruktur pendukungnya.
Misalnya jalur pantura dan lintas timur dengan panjang jalan 9.000 km dan jalan tol sepanjang 700 km, ditambah jalan alternatif sepanjang 3.000 km telah disiapkan mengingat kedua jalur ini merupakan jalur terpadat pada saat Lebaran. Pemerintah terus melakukan koordinasi persiapan transportasi Lebaran bersama kementerian dan lembaga terkait secara intensif. Puncak arus mudik dan balik untuk jalur darat dan laut diperkirakan terjadi pada H-3 dan H+5, sementara untuk angkutan kereta api dan udara diperkirakan akan mencapai puncaknya pada H-2 dan H+5.
Arus mudik dan balik lebaran sebesar 19,3 juta orang ini diperkirakan menggunakan transportasi publik yang tersebar di angkutan darat (jalan) sebanyak 5,59 juta orang, angkutan kereta api 4,49 juta orang, angkutan udara 4,10 juta orang, angkutan sungai dan penyeberangan sejumlah 3,54 juta orang, dan angkutan laut 1,57 juta orang. Sementara itu, pemudik dengan kendaraan pribadi diprediksi mencapai 4,16 juta orang yang terdiri atas pengguna mobil pribadi 1,79 juta orang dan pengguna sepeda motor 2,37 juta orang.
Kesiagaan koordinasi
Koordinasi lintas kementerian dan kepolisian terus ditingkatkan untuk mempersiapkan transportasi Lebaran 2014, baik terkait kesiapan infrastruktur, armada transportasi, keamanan transportasi, maupun penetapan harga batas atas dan batas bawah. Untuk mengantisipasi lonjakan pemudik dan balik lebaran 2014, pemerintah telah menyiapkan 32 rangkaian tambahan angkutan kereta api di luar 293 kereta reguler dengan 416 lokomotif dan 1.555 gerbong penumpang. Untuk transportasi menggunakan angkutan darat, Organda telah menyiapkan 43.000 armada angkutan menjelang lebaran atau meningkat dari jumlah armada yang disiapkan pada Lebaran 2013 sebesar 23.000.
Angkutan darat dengan 43.000 armada ini diperuntukkan untuk angkutan darat antarprovinsi dan lintas provinsi di seluruh Indonesia. Pemerintah juga berharap masyarakat pengguna sepeda motor untuk lebih menggunakan transportasi yang disediakan pemerintah dibanding menggunakan sepeda motor untuk mudik. Untuk mengurangi jumlah sepeda motor di jalan pada saat puncak arus mudik, pemerintah juga telah menyiapkan kendaraan angkut untuk sepeda motor bagi masyarakat yang ingin membawa sepeda motornya ketika mudik.
Kepolisian juga telah berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan jalur terbaik arus mudik dan balik Lebaran 2014, di samping mengantisipasi penumpukan arus di titik-titik tertentu. Sejumlah peralatan berat untuk wilayah-wilayah jalur mudik yang rawan longsor dan banjir juga telah disiapkan, di samping jalur alternatif. Kesiapan transportasi  arus mudik dan balik Lebaran 2014 jauh lebih baik. Hal tersebut terlihat dari kecilnya risiko lebaran kali ini. Meski demikian, kerja sama antarkementerian, lembaga, pemda, dan masyarakat akan terus ditingkatkan mengingat koordinasi ini dapat menekan potensi risiko dari arus mudik dan balik setiap lebaran.
Inilah fakta dan pelajaran kepada pemerintah bahwa koordinasi antar berbagai lembaga merupakan kunci menyelesaikan setiap masalah. Penyelenggaraan mudik selama ini tidak bisa dibebankan kepada polisi lalu lintas dan departemen perhubungan semata. Di area ini juga terikut departemen lain yang memberikan kontribusi. Misalnya, departemen PU yang memberikan jaminan kualitas infrastruktur, instansi penyedia sarana transportasi baik darat, laut, maupun udara, bahkan Kementerian Pendidikan yang memberikan edukasi bahwa pemudik motor membawa anak-anak balita adalah berbahaya. Kementerian Pendidikan juga akan mengambil peran bagaimana berlalu lintas yang sopan, perbaikan mental, sampai mengetahui bagaimana beratnya subsidi BBM.
Buat pemerintahan baru mendatang, peningkatan koordinasi antardepartemen dan antar pemimpin wilayah mutlak perlu dibangun tiada henti. Koordinasi yang baik tidak hanya rapat terus-menerus berhari-hari dalam ruangan. Namun, konkret di lapangan yang semakin baik adalah bukti telah dilaksanakannya koordinasi dengan baik. Keberhasilan arus mudik dan balik 2014 adalah warisan berat bagi pemerintahan baru  yang harus dipertahankan untuk tahun-tahun ke depan.

                                                                                                     —————- *** —————

Tags: