Even Internasional Kualitas Tarkam

Manager dan official peserta Banyuwangi Bmx Internasional menggalang Tanda Tangan Tidak Melanjutkan Lomba di Banyuwangi.

Manager dan official peserta Banyuwangi Bmx Internasional menggalang Tanda Tangan Tidak Melanjutkan Lomba di Banyuwangi.

Banyuwangi, Bhirawa
Jajaran manager dan official tim BMX peserta Banyuwangi Internasional BMX  merasa kecewa atas kinerja panitia penyelenggara even balap Sepeda Internasional yang dinilai merugikan para peserta. Bahkan beberapa manager dan official tim menggalang tanda tangan untuk tidak melanjutkan mengikuti even balap Bmx yang di gelar di sirkuit Bmx kecamatan Muncar Banyuwangi Sabtu (02/04) sore.
Menurut Manager Kendal Bmx Racing Club (KBRC) dari kabupaten Kendal,  Eko, penyelenggaraan even di Banyuwangi dinilai sangat mengecewakan “Ini mencoreng even balap sepeda Bmx di Indonesia, katanya level internasional tapi penyelenggaraannya kalah dibandingkan dengan kejuaraan Bmx tarkam,”tegas Eko.
Selanjutnya Eko menambahkan  sebenarnya kalah menang dalam lomba merupakan hal biasa asal panitia konsisten dalam menjalankan aturan main yang ditetapkan.
Biasanya, lanjut Eko dalam lomba Bmx para peserta yang dinyatakan lolos ke babak betikutnya berdasarkan poin yang diraih. Namun dalam lomba di Banyuwangi, secara sepihak panitia merubah aturan dengan alasan yang tidaj logis.”Kami yakin panitia sebenarnya tahu tetapi pura-pura tidak tahu. Ini even internasional kok kenyataanya seperti ini!”tegas Eko mengungkapkan kekecewaanya.
Lebih lanjut Eko menambahkan, jauh-jauh bersama anak didiknya datang dari Kendal dan harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit dengan harapan anak asuhnya bisa bangga karena tampil di even Bmx Internasional. Namun  kenyataan yang dihadapi di lapangan jauh dari yang diharapkan sehingga sepakat dengan kontingen lain menanda tangani pernyataan untuk tidak melanjutkan lomba.
Sememtara official Rajawali Ersa Tim Jember, Abdul Rachman menyatakan awalnya ingin anaknya bisa merasakan lomba Bmx yang katanya internasional, akan  tetapi dalam kenyataan mutu dan kualitasnya jauh dari yang diharapkan sehingga membuat dia bersama timnya kecewa.”Sistem penilaianya tidak sama dengan even Bmx pada umumnya. Lebih baik pakai sistem gugur saja sehingga official bisa melakukan persiapan dengan membawa uang sebanyak- banyaknya untuk mendaftar apabila kalah dalan satu nomor,”ungkap Abdul Rachman.
Selanjutnya pria yang akrab dipanggil Gondrong itu mengungkapkan sebenarnya bukan masalah hadiah yang jadi tujuan, namun melalui even di Banyuwangi ini berharap untuk menguji kemampuan anak didiknya dalam even Bmx Internasional di Banyuwangi. Bahkan dalam persiapan lanjut Abdul Rachman, bersama anak asuhnya 4 kali berlatih di sirkuit Bmx Muncar dan pulang pergi dari Jember dengan harapan bisa tampil optimal dan mampu bersaing dengan peserta lain. “Keputusan yang diambil panitia kami nilai bisa merusak mental tanding pembalap-pembalap muda yang kami siapkan. Lebih baik kembalikan uang pendaftaran dan kami akan pulang saja,”tegas Gondrong.
Sementara Ketua Pengurus Besar (PB) Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI),
Raja Sapta Octohari menyatakan pada dasarnya even yang digelar untuk membina dan meningkatkan prestasi atlit balap sepeda khususnya nomor Bmx.”Karena sifatnya pembinaan maka faktor keselamatan menjadi pertimbangan utama,”jelas Octohari.
Kemudian karena ada sedikit masalah, lanjut Octohari, race direktur mencoba melakukan Komunikasi dan koordinasi dengan official namun belum aa titik temu.
Terkait dengan penggalangan tanda tangan manager dan official untuk menolak melanjutkan lomba, menurut Octohari hal tersebut merupakan hak mereka dan PB ISSI menyerahkan sepenuhnya kepada race direktur dan perwakilan Union Cycleste Internationale (UCI). [mb12]

Rate this article!
Tags: