Export Coaching Program, Disperindag Jatim dan PPEI Hasilkan 11 Eksportir

Ilustrasi Keberhasilan Jatim dalam Mencetak Eksportir Baru Selama Pandemi Covid-19. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Kadisperindag Jatim, Drajat Irawan ketika pelepasan ekspor ke pasar Global, Lamongan.

Surabaya, Bhirawa
Program pendampingan eksportir (Export Coaching Program) yang merupakan sinergi dan kolaborasi dari Pemerintah Provinsi Jatim melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim serta Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementrian Perdagangan RI berhasil menghasilkan 11 eksportir kualitas internasional.
Ke sebelas eksportir itu berhasil mengirim produknya berupa dengan produk kopi, frozen sweet potato, wood flooring, furniture, mesin pengolah makanan, personal care & beauty products, cassava flour & products, wood pellet, wood handicraft, mie kering, untuk pasar tujuan ekspor ke Amerika Serikat, Jepang, German, Inggris, Australia, Perancis, Arab Saudi, Nigeria, Korea Selatan, dan Malaysia, dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 4,7 Milyar.
Kepala Dinas Perindag Prov. Jatim, Drajat Irawan mengatakan bahwa penyelenggaraan kegiatan Export Coaching Program (ECP) merupakan salah satu langkah konkret dari pemerintah pusat dan daerah untuk bersinergi membantu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) maupun Industri Kecil Menengah (IKM) daerah agar berhasil dalam melakukan ekspor ke negara lain selama pandemi Covid-19.
“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya pemerintah yang sangat penting artinya bagi pelaku usaha di Jatim, tujuannya agar komoditas unggulan di Jatim berhasil memasuki pasar negara lain dengan standard yang sesuai sehingga dapat membantu meningkatkan nilai ekspor nonmigas dan neraca perdagangan non migas Jatim kedepannya,” ucap Drajat ,Minggu (6/12).
Melalui program ECP, peserta telah dibekali banyak materi yang sangat bermanfaat selama 1 (satu) tahun (Februari-Desember 2020). Kegiatan yang terbagi kedalam 8 (delapan) tahapan tersebut diisi dengan pembekalan tentang strategi melakukan ekspor.
Selain itu, peserta juga diberikan fasilitasi untuk bertemu buyer di 5 (lima) negara pada tahap Business Matching yang telah diadakan pada tanggal (18/11), dimana masing-masing peserta pada saat itu diberikan kesempatan untuk mempresentasikan kelebihan produknya dengan calon buyer di negara Australia, Hongkong, Turki, Uni Emirat Arab, serta Nigeria.
“Tentu proses ini sangatlah dinantikan oleh pelaku usaha karena bisa secara langsung bertemu dengan calon buyer kredible yang difasilitasi oleh perwakilan dagang yang ada di 5 negara tersebut. Sehingga pelaku usaha banyak mendapatkan interest dari negara lain khususnya untuk produk arang premium, makanan dan minuman, dan produk furniture,” ujar Drajat.
Drajat menambahkan bahwa program pendampingan yang dilakukan Pemerintah diharapkan dapat membantu pelaku UKM dan IKM yang ada di Jatim siap untuk melakukan ekspor dan menjalankan bisnis ekspor secara efektif serta melakukan penyempurnaan bisnis dalam segi manajemen, produksi, promosi serta pemasaran.
Pendampingan UKM dan IKM secara efektif dan efisien yang berlangsung secara berkesinambungan akan dapat meningkatkan kualitas IKM dan UKM untuk menyediakan produk yang berdaya saing tinggi yang dilengkapi dengan standard yang sesuai.
“Tentunya kami berharap bahwa pada tahun-tahun kedepan, ECP akan terus diadakan di Jatim karena Jatim masih memiliki banyak produk unggulan untuk dikembangkan ke pasar luar negeri,” kata Drajat.
Sementara itu, Kepala Balai Besar PPEI, Noviani Vrisvianti mengatakan bahwa dari seluruh kegiatan ECP 2020 yang telah dilaksanakan di Surabaya, dirinya merasa bangga karena ECP Provinsi Jatim dapat menghasilkan 11 eksportir dari 25 peserta yang telah diseleksi secara ketat di awal proses pendaftaran.
“Saya ucapkan selamat serta apresiasi kepada 11 orang peserta dan 2 perusahaan yang telah mengirimkan sampel serta 2 perusahaan yang telah menandatangi sales contract maupun purchased contract, yang walau dimasa pandemi ini tetap mampu menembus pasar ekspor,” kata Noviani.
Dirinya berharap peserta yang telah mengirimkan sampel maupun yang sudah kontrak dengan buyer agar segera dapat terealisasi proses ekspornya. Kemudian dirinya menambahkan bahwa Balai Besar PPEI juga senantiasa akan selalu mendorong dan tetap memotivasi agar para peserta yang belum melakukan ekspor dapat menemukan pasar ekspor yang tepat dan merealisasikannya di masa mendatang.
“Lulusan ECP Provinsi Jatim saya harapkan dapat terus melanjutkan, menerapkan ilmu-ilmu, mengoptimalkan network baik perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri maupun lead potensial buyer kredibel yang diperoleh dari seluruh rangkaiankegiatan ECP, serta dapat menjaga hubungan baik dan aktif berkomunikasi, sharinginformasi dan berkonsultasi dengan para coach yang pernah terlibat dalam kegiatan ini,” pungkas Noviani. [gat]

Tags: