Faham Komunis Terganjal Pendidikan Moral Pancasila dan Gotong-royong

Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, bersama Dandim 0826 Pamekasan, Letkol Inf Tejo Baskoro, Kapolres Pamekasan AKBP Apip Ginanjar, menyerahkan tali asih kepada pejuang veteran.

Pamekasan, Bhirawa
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, usai memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2020, menyatakan, paham komunis tidak perlu dikhawatirkan namun diwaspadai. Antisipasinya, dengan tumbuhkan pendidikan moral Pancasila dan gotong royonh

Dia, tidak yakin PKI akan bangkit. Karena Bangsa ini mempunyai sejarah yang panjang untuk mengenang masa-masa perjuangan yang begitu melelahkan. Mengorbankan jiwa para pahlawan dan mengorbankan kepentingan umum yang lain.

“Tidak perlu dikhawatirkan. Antisipasinya, pendidikan Moral Pancasila kembali dikuatkan di Sekolah-sekolah. Pendidikan nasionalisme yang lain untuk meningkatkan semangat kecintaan terhadap NKRI,” ucapnya

Karena saktinya Pancasila jadi perekat, menjadi katalisator, menjadi titik temu antara sekian banyak kepentingan-kepentingan Ketuhanan Yang Maha Esa sungguh luas maknanya. Dari beberapa kepentingan ketemu dalam pesatuan berdasarkan permusyawatan menuju keadilan.

“Ini sungguh luar biasa. Saya atas pemerintah di kabupaten Pamekasan menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh para pejuang (pandhing pather) kita yang merumuskan dan membumikan Pancasila ini sebagai titik tumpu dan titik temu dalam satu Bangsa dan Negara yang berdaulat,” tuturnya.

Maka kecintaan kepada Pancasila, UUD RI 1945 dan NKRI, bisa didorong lagi melahirkan produktifitas, inovasi, kreasi untuk kesejahteraan dan kemakmuran berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

“Syukur atas kelahiran Pancasila adalah mengisi kegiatan yang mengeratkan persaudaraan, menyatukan dan menguatkan kesetia kawanan serta peduli kepada sesama dalam kegiatan positif, produktif, bermanfaat tidak meretakan kepada kita sesama.

Paham Komunisme masuk ke generasi muda, menutur Bupati, kembalian lagi pada pondasi UUD. Lokalisdem kita Pamekasan dikenal “njung rejung rembank” atau gotong royong.

Lambat laun, disadari atau tidak? Maka Menipisnya kesetia-kawanan dan kegotongroyongan ini harus kita bangkitkan kembali. semangat ini kita diawali dari pemerintah dan kita semua menuju kecitaan pada Pancasila, UUD 1945 dan Bangsa Indonesia.

“Tidak ada satupun bangasa di dunia, apalagi bangsa yang kuat seperti Indonesia menginginkan konfliks antar sesama bangsa. Saya berkeyakinan isu yang tidak produktif itu. Misalnya isu PKI, itu kita waspadai. Khawatir, janganlah,” kata Baddrut Tamam, cucu dari Kiai Djufri yang dibunuh PKI tahun 1965. [din.adv]

Tags: