Faisol Riza: Pemerintah Harus Selamatkan Maskapai Penerbangan Garuda

Jakarta, Bhirawa.
Pemerintah harus menyelamatkan Garuda dari kebangkrutan. Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN harus melakukan penyelamatan Garuda tanpa dilikuidasi.

Garuda sebagai National Flag Carrier, dengan nilai penyelamatan yang diajukan sebesar Rp8,5 triliun, termasuk kecil. 

“Pemerintah harus segera bertindak cepat untuk menghindari krisis keuangan PT Garuda Indonesia Airways, agar tidak lebih parah lagi. Tindakan penyelamatan itu harus terbuka dan cepat dalam mengambil pilihan yang ada. Seperti renegoisasi dengan pihak leasing pesawat (leasor),” ucap Ketua Komisi VI DPR RI, Faisol Riza (PKB), dalam dialektika demokrasi bertajk “Garuda Indonesia Anjlok. Bagaimana Upaya Penyelamatan BUMN Ditengah Pandemi” . Nara sumber lainnya, pengamat industri penerbangan Hendra Soesanto dan praktisi media Eko Cahyono, Kamis (17/6)m 

Faisol Riza lebih jauh, menyarankan, Garuda bisa mengurangi beban utangnya melalui proses negosiasi. Likuidasi, bukan solusi stu-satu¦ya untuk menyelesaikan persoalan keuangan Garuda. Masih banyak BUMN lain yng memiliki masalah lebih besar dibanding Garuda, tetapi tidak sampai dilikuidasi.

“Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN, bia menyelamatkan Garuda dari kebangkrutan, tanpa harus dilikuidasi,” cetus Faisol Risa.

Sementara Eko Cahyono menyatakan, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, memang sulit bagi Garuda untuk bangkit. Hal yang sama juga dialami industri penerbangan dunia. Garuda kini memang menanggung utang Rp70 triliun. bahkan utang itu terus bertambah sebesar Rp1 triliun setiap bulannya. Akibat tunggakan pembayaran sewa pesawat kepada leasor dan biaya operasional sehari-harinya.

“Perampingan manajemen Garuda memang berguna untuk memperbaiki kondisi. Penting juga dibangun citra New Garuda, untuk memulihkan kepercayaan para pemegang saham. Skema pemulihan sangat trgantung pada Kementerian Keuangan dan BUMN,” saran Eko Cahyono.

Sedang Hendra Soemanto menyatakan; Utang Garuda terbanyak adalah utang pada leasor. Jadi harus dilakukan bedah operasional yakni bagaimana men-strukturisasi organisasi SDM. Kemudian optimalisasi operasional secara menyeluruh. 

“Ada beberapa hal yang perlu dianalisa, seperti bagaimana Garuda kelihatan seksi dan mengembalikan brand positioning-nya. Garuda sudah selayaknya enguasai pasar Indonesia. Terutama pasar domestik, Garuda harus menjadi market Leader. Jadi menguasai pasar seluruh pelosok negeri,” ucap Hendra.

Dia menilai, selama ini Garuda mengalami misa management. Dia setuju adanya pemangkasan jumlah komisaris hingga tinggal 2 orang saja. Juga jajaran Direksi sampai level menengah dan bawah, semua dikurangi.  Marketing dan Promo Garuda selama ini sangat kurang mendukung dan tidak pernah terdengar. 

“Garuda tidak bisa disamakan dengan LCC yang lain. Karena Garuda adalah airline yang ekklusif,” kata Hendra. [ira]

Tags: