Faktor Keuangan Jadi Tolok Ukur Kestabilan IKM Sidoarjo

Prof Dr Jusuf Irianto MCom dari Unair menjelaskan materinya di hadapan para pelaku usaha IKM. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah dilakukan pengukuran terhadap kinerja pelaku usaha IKM (Industri Kecil Menengah) di wilayah Kab Sidoarjo. Ternyata 80% responden menyatakan faktor keuangan menjadi tolok ukur tingkat stabilitas dan peningkatkan kinerja yang lebih baik. 20% tak dilakukan karena tidak melakukan pembukuan dengan baik.
Hal ini diketahui setelah pihak IBK (Iptek Bidang Kewirausahaan) Umsida (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo) melakukan pembahasan terhadap hasil penelitiannya. Kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan Dirjen Dikti (Pendidikan Tinggi) tersebut dibahas dalam FGD (Focus Group Discussion), di Fakultas Tehnik Umsida, pada Sabtu (28/9) lalu.
Ketua IBK Umsida, Wiwik Sulistyowati ST MT menjelaskan, hampir 80% pelaku IKM menyatakan faktor keuangan diukur untuk mengetahui tingkat kinerja perusahaan. Juga untuk mengetahui tingkat stabilitas dan mengetahui perbandingan laporan keuangan serta untuk meningkatkan kinerja.
Sedangkan yang 20% tak dilakukan, karena tidak melakukan manajemen keuangan dengan baik, yakni tidak melakukan pembukuan dengan baik, dan bukan suatu pengukuran kinerja usaha. ”Jadi hanya sekitar 20% saja para IKM yang tidak melakukan pembukuan dengan baik,” jelas Wiwik Sulistyowati.
”Penelitian ini dilakukan kerjasama dengan Dirjen Dikti karena belum meningkatnya kualitas hasil produksi yang lebih baik, serta belum optimalnya daya saing yang terintegritas. Dengan tujuan untuk mengetahui kondisi nyata kinerja IKM di Kab Sidoarjo.  Makanya dalam pembahasan ini kami mengundang sebagian pelaku usaha, serta Prof Dr Jusuf Irianto MCom dari Unair Surabaya yang berkompeten dalam M SDM,” terangnya.
Jusuf Irianto berharap kepada para pelaku usaha agar lebih mengikuti perkembangan teknologi. Menurutnya, kedepan konsumen itu tidak lagi harus ketemu, bertatap muka, saling tawar menawar seperti sekarang ini. Tetapi nantinya mereka lebih senang menggunakan teknologi, yakni internet serta aplikasi-aplikasi yang ada di HP. ”Jika para IKM tidak mengikuti teknologi maka akan tertinggal,” katanya. [ach]

Tags: