Fakultas Kedokteran Unair Kerjasama dengan Puskesmas Pajarakan

Dr Gadis Meinar Sari, dari Unair menyerahkan cindera mata pada Kepala Puskesmas Pajarakan. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Upaya mencegah stunting dilakukan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, bekerja sama dengan Puskesmas Pajarakan melakukan pengabdian masyarakat dengan tema Anakku Sehat, Anakku Cerdas, Program Edukasi dan Deteksi Dini Stunting di Balai Desa Selogudig Kulon, Kecamatan Pajarakan, Selasa hingga Rabu (15-16/9).
Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Unair dipimpin Dr Gadis Meinar Sari dr MKes ini melibatkan 11 orang, terdiri lima orang dokter intensif dan enam orang pengabdian masyarakat.
Kegiatan dibuka Kepala Puskesmas Pajarakan, dr Syaiful Bahri ini diikuti 50 orang yang dibagi dalam dua gelombang, masing – masing diikuti 25 orang dengan rincian 20 orang ibu dengan Balita usia 0 hingga 24 bulan, dan lima orang kader di Desa Selogudig Kulon, Kecamatan Pajarakan.
Sebelum dan sesudah penyuluhan, para ibu Balita dan kader ini mengisi pre test dan post test untuk evaluasi tingkat pengetahuan masyarakat dari materi yang disampaikan meliputi stunting, ASI Eksklusif dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Sebab ketiga materi ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Selain memberikan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat dan kader juga dilakukan demonstrasi cara penggunaan selimut untuk deteksi stunting, poster dan pengisian buku note book mencegah stunting. Dimana para ibu bisa mengisi sendiri untuk mengetahui pertumbuhan atau tinggi badan dari setiap anak.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Unair, Dr Gadis mengungkapkan, kegiatan ini dilakukan karena kasus stunting ini masih menjadi angka kejadian tinggi di Jawa Timur.
“Kami mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dalam upaya memberikan sedikit bantuan informasi dalam penanganan stunting di Jawa Timur, khususnya di Desa Selogudig Kulon, Kecamatan Pajarakan,” ungkapnya.
Menurut Dr Gadis, sebenarnya selama ini stunting masih menjadi prioritas, tetapi karena tertutup pandemi Covid 19 maka sempat berhenti. Padahal kasusnya untuk masa depan sangat besar pengaruhnya untuk generasi berikutnya.
“Harapannya dengan angka stunting yang masih tinggi di Jawa Timur ini, kami bisa memberikan bantuan dan bisa memberdayakan masyarakat supaya bisa mencegah stunting sedini mungkin,” tegasnya.
Sementara Kepala Puskesmas Pajarakan, dr Syaiful Bahri, mengaku bersyukur dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat dari Fakultas Kedokteran Unair yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat dalam hal deteksi dini stunting.
“Secara kebetulan di Puskesmas Pajarakan ada program dokter intensif bekerja sama dengan Unair. Kegiatan ini untuk menyebarluaskan sekaligus sosialisasi tentang deteksi dini stunting, supaya bisa dipakai para kader dan ibu rumah tangga dalam mendeteksi putra putrinya sehingga lebih mudah mendeteksi dini, apakah masuk stunting atau tidak,” katanya.
Dr Syaiful berharap, nantinya bisa dilaksanakan dan dipraktekkan oleh para kader untuk mendeteksi Balita yang stunting lebih mudah. Selain itu, para ibu rumah tangga bisa praktek sendiri pada anakya sehingga diharapkan penemuannya bisa lebih cepat.
“Paling tidak para ibu ini sadar tentang stunting agar bertambah luas wawasannya sehingga kalau ada Balita lagi tidak stunting. Karena para ibu sudah bertambah pengetahuannya tentang gizi dan penanganan stunting sehingga generasi berikutnya stuntingnya sedikit atau menurun,” tambahnya. [wap]

Tags: