Fasilitasi Anak Muda Kreatif dengan Co-working Space

Wali Kota Tri Rismaharini ketika meninjau stand kreatifitas anak muda.

Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya, terus menginovasi dan mewadahi kreatifitas anak-anak muda, salah satunya dengan membangun koridor co-working space yang dibangun di area kawasan gedung Siola.
Bahkan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini saat meninjau tempat tersebut bersama Direktur Suara Surabaya (SS), Wahyu Widodo dan Chief Executive KIBAR, Yansen Kamto bertemu dengan puluhan anak muda yang berkecimpung dalam dunia kolaborasi industri kreatif.
“Koridor co-working space ini nantinya akan dibuka 24 jam sama seperti command center. Ini memang belum jadi karena gak sampai sebulan persiapan, ndadak sekali apalagi sudah 10 tahun gak ditempati. Silahkan ajak teman-temanmu dari luar kota untuk berkolaborasi di industri kreatif, tetapi harus terkontrol dan terdata,” kata Tri Rismaharini kemarin, Rabu (7/6).
Wali Kota perempuan pertama di kota Pahlawan itu menyebutkan, untuk peralatan nantinya akan dilengkapi seperti bila tidak mempunyai laptop akan disediakan komputer yang dapat dipakai.
Risma juga menyampaikan, nantinya seluruh kepala satuan kerja perangkat dinas (SKPD) diminta akan datang setiap bulannya untuk mengurus kesemuanya. Mulai dari pengurusan perijinan, merk hingga hak paten dari industri kreatif yang telah dibuat.
Selain itu, bila mencari investor, Pemkot Surabaya juga berupaya membantunya. Risma menyebut, bila diluar negeri, untuk investor biasanya mereka mencarinya sendiri tanpa peran dari pemerintah.
“Remaja akan menyesal bila tidak bergerak. Kuncinya adalah kolabarosi dan gotong royong. Kalau itu kalian lakukan maka kalian akan bisa dan cepat sekali menguasai industri kreatif,” ujarnya sambil menyebutkan jika nantinya atap ruangan dibuat terlihat tiang dan instalasi lampu agar ada motto tidak pernah selesai untuk terus berkarya.
Mantan kepala Bappeko Surabaya tersebut menyebutkan jika Pemkot diuntungkan dengan adanya Koridor co-working space tersebut.
Nantinya akan menjadi tempat membuat prototipe. Selain itu juga dapat dijadikan langkah pengentasan jumlah pengganguran dan menjadikan para remaja untuk mempunyai usaha sendiri.
Pemkot Surabaya hanya mengantarkan mereka untuk mau berkolaborasi. Di Inggris saja, menurut Risma, warga sejak kecil sudah dilatih kolaborasi industri kreatif.
“Ke depan akan lebih besar persaingan industri kreatif yang gak akan habis hingga hari kiamat kelak. Lihat saja, saya gak bisa lihat punggung sendiri. Butuh orang lain untuk melihat dibelakang saya. Itulah gunanya kolaborasi. Percayalah bila kalian konsisten, Tuhan akan membantu kalian,” kata Risma.
Sementara itu Chief Executive KIBAR, Yansen Kamto mengatakan, untuk kali ini bagi para remaja yang akan berniat bergabung untu mendaftar terlebih dahulu sebelum nantinya akan dimulai pada 10 November.
“Yang sudah daftar akan dikirim email pemberitahuan dari sini karena kami mencari sosok yang mau berkarya, mempunyai banyak solusi dan tidak mau mencari kekayaan sendiri. Nanti akan ada pelatihan disini,” katanya. [dre]

Tags: