Februari 2019, Ekspor Provinsi Jawa Timur Naik 10,57 Persen

Foto Ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Ekspor Jawa Timur bulan Februari 2019 mengalami peningkatan sebesar 10,57 persen dibandingkan bulan Januari 2019, yaitu dari USD 1,53 miliar menjadi USD 1,69 miliar. Sementara dibandingkan Februari 2018, nilai ekspor juga naik sebesar 2,56 persen.
Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono, Senin (18/3) kemarin, menyampaikan, peningkatan nilai ekspor pada bulan Februari 2019 tersebut lebih disebabkan oleh kinerja ekspor sektor nonmigas maupun ekspor migas yang sama-sama mengalami kenaikan.
Apabila dibandingkan bulan sebelumnya ekspor komoditas nonmigas naik sebesar 8,37 persen, yaitu dari USD 1,48 miliar menjadi USD 1,60 miliar. Nilai ekspor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 94,98 persen dari total ekspor bulan ini.
Dibandingkan Februari 2018, nilai ekspor nonmigas naik sebesar 5,37 persen. Hal yang sama terjadi pada komoditas migas yang naik sebesar 79,53 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari USD 47,21 juta menjadi USD 84,76 juta pada bulan Februari. “Komoditas migas menyumbang 5,02 persen total ekspor Jawa Timur pada Februari 2019. Dibandingkan Februari 2018 nilai ekspor migas juga turun sebesar 31,77 persen,” katan dia.
Jika dilihat dari komoditas ekspor, lanjut Teguh, untuk barang perhiasan dan bagiannya, dari logam mulia lainnya, disepuh atau dipalut dengan logam mulia maupun tidak lainnya merupakan komoditas ekspor dengan nilai tertinggi pada Februari 2019 sebesar USD 287,08 juta.
Komoditas ini dominan diekspor ke Singapura sebesar USD 114,19 juta. Peringkat kedua ditempati oleh Sisa dan skrap lainnya mengandung logam mulia atau senyawa logam mulia, dari jenis yang digunakan terutama untuk pemulihan logam mulia lainnya dengan nilai sebesar USD 90,79 juta yang diekspor semuanya ke Korea Selatan dan peringkat ketiga adalah minyak petroleum mentah dengan nilai sebesar USD 82,96 juta.
Komoditas ini semuanya diekspor ke Thailand. Barang perhiasan dan bagiannya dari logam mulia lainnya, disepuh atau dipalut dengan logam mulia maupun tidak, merupakan komoditas yang mengalami kenaikan ekspor paling tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu menjadi USD 287,08 juta setelah bulan sebelumnya sebesar USD 151,94 juta (naik 88,94 persen atau USD 135,14 juta). Sementara itu penurunan ekspor terbesar terjadi pada komoditas psilena dengan nilai ekspornya mencapai USD 21,13 juta setelah bulan sebelumnya mencapai USD 72,21 juta (turun 70,74 persen).
Barang perhiasan dan bagiannya dari logam mulia lainnya, disepuh atau dipalut dengan logam mulia maupun tidak, memberikan kontribusi ekspor sebesar 17,01 persen pada Februari dan disusul Sisa dan skrap lainnya mengandung logam mulia atau senyawa logam mulia, dari jenis yang digunakan terutama untuk pemulihan logam mulia dengan peranan sebesar 5,38 persen.
Secara kumulatif selama periode Januari-Februari 2019 komoditas barang perhiasan dan bagiannya, dari logam mulia lainnya, disepuh atau dipalut dengan logam mulia maupun tidak merupakan komoditas ekspor dengan nilai terbesar USD 439,02 juta dengan kontribusi sebesar 13,66 persen dari total ekspor Jawa Timur selama periode tersebut. Disusul berikutnya komoditas minyak petroleum mentah dengan nilai mencapai USD 126,93 juta atau dengan kontribusi sebesar 3,95 persen. [rac]

Tags: