FFI Jajaki Piala Oscar

Nominasi piala piala “Citra” FFI (Festival Film Indonesia), telah diumumkan dalam suasana ke-tidak nyaman-an pasar film nasional. Kancah perfilman memper-tarung-kan layar lebar, layar kaca, dengan layar digital. Ajang peng-anugerah-an prestasi tertinggi insan perfilman Indonesia tahun 2019, berlangsung di Jakarta. Nyaris tidak diketahui masyarakat di luar Jakarta. Sebanyak 21 film yang masuk nominasi, rata-rata hanya menyerap kurang dari satu juta penonton.
Dua film bersaing dalam jajaran nominasi. Yakni, “Bumi Manusia,” dan “Kucumbu Tubuh Indahku,” masing-masing masuk dalam 12 nominasi. Disusul film berjudul “Dua Garis Biru,” dengan 11 nominasi. Sedangkan film “Keluarga Cemara” yang menempati box office kedua (1,7 juta penonton), akan bertarung dalam 5 nominasi. Serta film “My Stupid Boss 2” box office ketiga (1,5 juta penonton) akan bertarung dalam empat nominasi.
Tidak banyak artis yang dikenal luas publik. Sebagian diantaranya, Reza Rahadian (Pemeran Habibie dalam film “Habibie & Ainun”). Serta Ringgo Agus Rahman (pemeran Abah dalam film “Keluarga Cemara”), dan satu-satunya artis yang dikenal luas publik, Nirina Zubir, yang akan bersaing memperebutkan Piala Citra kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik (dalam “Keluarga Cemara”).
Tetapi terdapat dua nama sutradara kesohor akan bersaing memperebutkan Piala Citra yang sama. Yakni Garin Nugroho (untuk film “Kucumbu Tubuh Indahku”), dan Hanung Bramantyo (untuk film “Bumi Manusia”). Selain itu, kedua film juga bersaing dalam perebutan Piala Citra kategori Film Terbaik, bersama 3 film lain. Termasuk film “Keluarga Cemara.”
FFI ke-39 tahun (2019) ini menyasar 123 judul film yang telah di bioskop sejak 1 Oktober 2018 hingga 30 September 2019. Selanjutnya disaring menjadi 38 film panjang, dan 22 film pendek. Ternyata, film yang dipilih kurator FFI, berbeda dengan selera pasar. Berdasar catatan pengusaha bioskop, hanya enam judul film yang bisa menyerap lebih dari 1 juta penonton. Tetapi hanya satu film yang masuk nominasi FFI, yakni “Keluarga Cemara.”
Berasal dari sinetron televisi swasta yang sangat laris, “Keluarga Cemara,” tayang sejak Oktober 1996 hingga 2002. Berlanjut pada televisi swasta lain pada tahun 2004-2005. Tergolong film “daur ulang” yang diadaptasi dari cerita bersambung karya Arswendo Atmowiloto. Juga terkumpul menjadi novel berjilid-jilid dengan judul yang sama. Sampai kini, TVRI masih menayangkan “Keluarga Cemara” bersamaan dengan televisi swasta.
Penayangan di bioskop, film ini meraup penghasilan Rp 62,9 milyar. Di bawah film “Dilan 1991,” yang ditonton 5,2 juta orang di bioskop, meraup Rp 194,3 milyar. Tetapi tidak masuk nominasi FFI. Film ini (“Dilan 1991”) merupakan kelanjutan dari film berjudul “Dilan 1990,” yang menyerap penonton sebanyak 6 juta orang. Namun kurator FFI yang memilih nominasi, tidak berpatokan pada pasar.
Bahkan nominasi Film Terbaik, “Kucumbu Tubuh Indahku,” tergolong fenomenal. Pernah dihentikan paksa oleh sekelompok orang, ketika tayang di Dewan Kesenian Lampung. Serta dihentikan sejenak (karena diprotes) saat tayang di Festival Kota Lama, Semarang (bulan September 2019). Film garapan Garin Nugroho itu dianggap “permisif” terhadap LGBT (lesbian, gay, biseks, dan trans-gender).
Padahal sebenarnya, film “Kucumbu Tubuh Indahku,” bercerita tentang gerak tari dengan ekspresi indah, yang dimiliki berbagai jenis tari di seantero Nusantara. Konon film ini juga menjadi satu-satunya wakil Indonesia dalam ajang Academy Awards Piala Oscar tahun 2020. Walau belum pernah masuk nominasi, tetapi Indonesia telah 15 kali mengirim film terbaik nasional. Tak gentar mencoba.

——— 000 ———

Rate this article!
FFI Jajaki Piala Oscar,5 / 5 ( 1votes )
Tags: