FGD Korlantas Polri Bahas Laka Lantas

Mantan-Dirlantas-Polda-Jatim-Brigjen-Pol-Purn-Adjar-Triadi-kiri-dan-Dirlantas-Polda-Jatim-Kombes-Ibnu-Isticha-kanan-saat-membahas-program-ECRIP-di-Jatim-Senin-[21/3].-[abednego/bhirawa].

Mantan-Dirlantas-Polda-Jatim-Brigjen-Pol-Purn-Adjar-Triadi-kiri-dan-Dirlantas-Polda-Jatim-Kombes-Ibnu-Isticha-kanan-saat-membahas-program-ECRIP-di-Jatim-Senin-[21/3].-[abednego/bhirawa].

Polda Jatim, Bhirawa
Melalui kegiatan Forum Group Diskusi (FGD), tim dari ECRIP (Einforstman Capability Roth Infrastuctur Protec) dan Tim Korlantas Polri membahas penyebab kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di Jatim, Senin (21/3) di RTMC (Ruang Traffic Management Center) Ditlantas Polda Jatim.
Pada forum diskusi, turut hadir antara lain, mantan Dirlantas Polda Jatim Brigjen Pol (Purn) Adjar Triadi, Kombes Endro Agung, Kombes Sunarno serta Riew De Hart berasal dari Belanda, Dirlantas Polda Jatim Kombes Drs Ibnu Isticha, Kasubdit Dikyasa dan Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim serta para Kasat Lantas di jajaran Ditlantas Polda Jatim.
Brigjen Pol (Purn) Adjar Triadi mengatakan, tujuan FGD ini merupakan upaya pencarian data-data awal terkait masalah laka lantas di Indonesia. Adapun focus wilayahnya yakni di Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Setelah memperoleh data di lapangan, selanjutnya tim dari ECRIP dan Korlantas Polri akan mencari solusi dari masalah laka lantas.
“Solusi dalam hal ini adalah masalah penegakan hukum terkait overload barang dari angkutan transportasi. Selain itu, kita inginkan kepastian kekuatan jalan raya yang dilalui lalu lalang kendaraan. Kita inginkan jalan yang dijamin kuat sampai 10 tahun, jangan sampai rusak periode 2 ataupun 3 tahun setelah dibangun. Keselamatan pengendara juga tergantung kepada kualitas jalannya,” tegas Brigjen Pol (Purn) Adjar Triadi, Senin (21/3).
Ditanya terkait kenapa harus di Jatim, pria yang juga sebagai local projek konsultan ECRIP ini menegaskan, dengan pencarian data di Jatim ini, bisa mewakili kondisi jalan di daerah lainnya. Untuk Jatim, Adjar mengaku ada beberapa tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sayangnya, Adjar enggan merincikan wilayah mana saja di Jatim yang menjadi focus pencarian data tim ECRIP dan Korlantas Polri.
“Pokonya di daerah penyangga Jatim. Setelah itu hasil temuan dari tim akan direkomendasikan ke kementerian terkait, dan dilanjutkan ke Korlantas Polri. Dari Korlantas Polri kita langsung mengadakan pelatihan untuk mempersiapkan personilnya dalam rangka menangani masalah atau penyebab laka lantas ini,” katanya.
Semetara itu, Riew De Hart berasal dari Belanda selaku tim dari ECRIP menambahkan, Indonesia dinilai terlambat dalam hal road safety (keamanan jalan). Sebab, negara Eropa dan barat sudah lama melakukan program ini. Adapun focus dari ECRIP diantaranya yakni menangani overload atau kelebihan muatan terutama angkutan truk yang melebihi standar dan pelanggaran batas kecepatan baik di jalur alteri dan di tol.
“Proyek ini kerjasama antara stakeholder, Korlantas Polri, Direktur Bina Marga, dan Direktur Transportasi untuk masalah keselamatan jalan. Indonesia termasuk jumlah terbanyak laka lantas di dunia. Bahkan, WHO memberikan panduan untuk menguranggi kecelakaan fatal lalu lintas di masing-masing negara dengan jumlah laka lantas terbanyak,” pungkasnya. [bed]

Rate this article!
Tags: