FIK UMSurabaya Gunakan Bahasa Madura Edukasi Masyarakat Bahaya Covid-19

Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) melakukan aksi edukasi kepada masyarakat melalui poster edukatif berbahasa Madura di area Perkampungan Pesisir Sukolilo, Surabaya, Selasa (15/6). [Oky abdul sholeh]

Surabaya, Bhirawa
Lonjakan kasus Covid 19 yang terjadi di wilayah Bangkalan mendorong mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) untuk melakukan aksi edukasi. Menariknya, agar bisa dipahami dan diterima masyarakat di area Perkampungan Pesisir Sukolilo, mereka menggunakan Bahasa Madura.
Salah satu mahasiswa yang terlibat dalam eduksi kreatif, Muhammad Iqbal Fathoni menjelaskan, aksi ini meliputi kegiatan edukasi masyarakat melalui poster edukatif berbahasa Madura, Edukasi video bahaya dan cara pencegahan Covid 19, serta pembagian seribu masker dan handsanitizer pada masyarakat.
“Kegiatan edukasi melalui poster edukatif Berbahasa Madura agar masyarakat Madura yang tinggal di area Perkampungan Pesisir Sukolilo lebih mudah memahami pesan yang ingin kami sampaikan,” ujarnya usai aksi, Selasa (15/6).
Berbagai kalimat edukasi yang tertulis di poster dibawa mahasiswa mengelilingi kampung seperti cek kaloppaeh angguy masker yang artinya jangan lupa pakai masker.
Sementara itu, video tentang bahaya dan pencegahan Covid 19 lewat video diharapkan lebih mudah dalam memahami bahaya yang dapat ditimbulkan akibat penyakit Covid 19, serta memahami langkah – langkah pencegahan penyakit Covid 19.
“Kami juga memakai baju Sakera yang merupakan ikon tokoh pejuang Madura yang berjasa melawan Belanda pada zaman penjajahan dulu. Namun berbeda dengan Pak Sakera zaman penjajahan, karena Pak Sakera disini digambarkan sebagai tokoh yang gigih dan berani berjuang melawan Covid-19,” jelasnya.
Melalui simbolis ini, para mahasiswa berharap seluruh masyarakat berperan menjadi Sakera atau pejuang yang gigih melawan Covid 19.
Sementar itu, Dosen FIK UM Surabaya, Idham Choliq menuturkan, kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat, agar masyarakat tetap semangat dan taat untuk melaksanakan Protokol Kesehatan (Prokes) dlam kehidupannya sehari – hari.
“Pemakaian bahasa Madura dalam sosialisasi ini dikarenakan mahasiswa yang terlibat dalam aksi ini rata – rata merupakan mahasiswa FIK yang berasal dari Madura dan mereka memilih tetap menetap di Surabaya,” tandasnya. [ina]

Tags: