Film Hijab, Inspirasi Wanita Muslimah untuk Mandiri

Executive Producer, Alim Sugiantoo saat berbicara tentang film Hijab.

Executive Producer, Alim Sugiantoo saat berbicara tentang film Hijab.

Surabaya, Bhirawa
Berawal dari empat  orang wanita muslimah mandiri yang bersahabat sejak SMA. Namun ketika tiga dari mereka, masing-masing pasangan Zaskia dan Mike, Carissa dan Nino, Omesh dan Tika menikah dalam perjalanan ternyata kehidupan mereka berubah. Dimana ketika tiga dari mereka harus menghadapi kehidupan sesungguhnya.
Kehidupan rumah tangga pasangan ini mengalami gangguan saat sang istri memutuskan menjalani bisnis jual beli hijab online. Sementara itu sang suami dengan berbagai alasan harus memutuskan apakah mengizinkan istri bekerja atau tidak. Hingga akhirnya timbul konflik dalam masing-masing rumah tangga mereka.
Itulah cuplikan film Hijab yang saat ini tengah diputar di bioskop di seluruh Indonesia. Executive Producer, Alim Sugiantoo, film Hijab sarat dengan pesan moral. “Pesan moralnya kaum ibu bisa membantu suami dengan pekerjaan yang tidak melanggar norma-norma agama. Karir lancar, keluarga juga menjadi harmonis,” ujarnya, Minggu (18/1).
Tidak hanya itu, Alim menilai alur cerita film Hijab dikemas sedemikian rupa dengan cara yang ringan. Maklum saja film besutan sutradara Hanung Bramantyo itu bergenre drama komedi.
“Film ini sangat segar dan fresh. Komedi dan dramanya dapat. Apalagi diisi oleh bintang-bintang top Indonesia,” ungkap Alim.
Alim pun memasang target tinggi dalam proyek perdana Dapur Film yang bekerjasama dengan Ampuh Entertaiment itu. Pasalnya ia optimis film ‘Hijab’ akan banyak diminati para penonton di Tanah Air. “Harapannya setelah nonton film Hijab, mampu mengalahkan film-film lainnya dalam jumlah penonton. Saya yakin film ini mampu menggaet hingga satu juta penonton,” ungkapnya.
Film ini merupakan kerjasama pertama antara Hanung, dimana Alim menjadi executif producer. Meski demikian, Alim optimis film yang dibintangi Zaski Adya Mecca, Carissa Putri, Tika Bravani, Natasha Rizki, Mike Lucock, Ananda Omesh, Nino Fernandez, dan Dion Wiyoko ini akan meledak dan sukses. Reputasi Hanung di jagat perfilman tanah air yang sudah teruji jadi garansinya.
Ini terbukti dari film Ayat Ayat Cinta (2008), Tendangan Dari Langit (2011), Perahu Kertas (2012), Gending Sriwijaya (2013), dan hingga film Soekarno: Indonesia Merdeka (2014), yang dibesut Hanung dapat diterima pasar. “Saya berharap, film Hijab ini minimal ditonton satu juta orang,” ujarnya.
Sehingga peminat film Indonesia terus bertambah dan film Hijab, kata Alim dapat menjadi inspirasi bagi orang Indonesia untuk membuat film lain bertemakan ke-Indonesia-an dengan kualitas yang sama. Hal itu dinilai penting, agar produksi film di negeri ini tidak mati dan terus tumbuh subur.  “Saya ingin orang Indonesia senang, cinta, dan menonton film yang dibuat anak negeri sendiri,” imbuh  Suami Heny Pujiastutik ini.
Untuk itu, ketika dua tahun lalu Hanung menyampaikan ide dan akan membuat film Hijab. Dia langsung menyambut antusias dan menyatakan mendukung serta akan terlibat secara total dalam pembuatan film bergenre Drama produksi Dapur Film dan Ampuh Entertainment ini.
Niat serius juga ditunjukkan Alim yang penganut Konghucu, dengan mempelajari ajaran Islam selama setengah tahun, khususnya tentang kewajiban seorang perempuan memakai hijab, dari sejumlah buku, novel, dan film islam.
“Saya juga berusaha mengikuti dan mendampingi proses syuting agar bisa melihat bagaimana caranya dan kesulitan apa yang dihadapi,” tukasnya.
Jika film Hijab yang ikut dibesutnya mendapat apresiasi dan respon yang tinggi dari masyarakat Indonesia, Alim berencana membuat lima film lagi yang bertema Islam bersama Hanung Bramantyo. [cty]

Tags: