karikatur ilustrasi
Gresik, Bhirawa
Finalisasi pembahasan P-APBD 2017, Badan Anggaran (Banggar) DPRD Gresik dan Tim Anggaran (Tim-Ang) di Ruang Paripurna DPRD, terkait tambal sulam defisit Rp16 miliar karena pengurangan dari Dana Alokasi Umum ( DAU) pusat berjalot alot.
Rapat yang dimulai sekitar pukul 14.30 WIB hingga pukul 18.00 WIB belum juga selesai. Alotnya pembahasan terkait dengan pengadaan sekitar RP34 miliar, diperuntukan Pustu, Puskesmas, uji kir. Kabarnya lagi, OPD tidak ingin anggaran dikepras. Sedangkan yang diandalkan dari BPHTB dan IMB, tidak ada kepastian sehingga membuat kebingungan mencari solusi defisit.
Menurut Anggota Bagar, Khoirul Huda, dalam finalisasi dewan sangat berhati-hati membahas per item anggaran yang ada. Dan ditanyakan dan sejelas-jelasnya peruntukanya. Kondisi ini pastinya membutuhkan waktu yang cukup lama, sebab dewan tak ingin kecolongan seperti pada pembahasan dan finalisasi sebelumnya.
”Kami tak ingin dalam P-APBD 2017, setelah disahkan dalam realisinya tak bisa karena tidak ada anggaran. Sehingga membuat program dan kegiatan hanya merupakan pajangan, begitu juga dengan target Pendapatan Asli Daerah (PAD). Juga telah dimaksimalkan kekuatanya, supaya realisasi maksimal dan tidak saling lempar tanggung jawab,” ujarnya.
Persoalan defisit Rp16 miliar, masih dicarikan solusi dari mana menutupnya. Apakah lagi-lagi harus mengepras anggaran OPD, atau yang lain. Sebab awal pembahasan menutup defisit itu diambilkan dari pendapatan BPHT, IMB dan sisa lelang proyek. Namun nyatanya, mereka tidak berani menjawabnya hasil itu.
Ditambahkan Mujid Ridwan yang juga anggota Banggar DPRD, secara detail per OPD anggaran dirinci. Agar bisa menemukan solusi menutup defisit Rp16 miliar, sebab itu solusi terakhir. Terutama pada anggaran proyek lelang, maupun kegiatan OPD yang bisa ditunda dilakukan pada tahun 2018. Itu nanti yang akan dikepras, dan alotnya pembahsan finalisasi sekarang. Sebab tarik ulur anggaran yang akan di kepras, masih menemukan jalan buntu. [eri]
