FK Unair Gandeng PT Bundamedik Kerjasama Riset

Dekan FK Unair, Prof Dr Budi Santoso dr SpOG(K) (kanan) dan Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk, Dr dr Ivan Rizal Sini menunjukkan penandatanganan MoU dibidang riset, pendidikan dan pengabdian masyarakat.

Surabaya, Bhirawa
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menggandeng PT Bundamedik TBK dalam kerjasama riset. Kerjasama dilakukan dalam tiga bidang yakni pendidikan, penelitian serta pengabdian masyarakat. Untuk kerjasama awal ada dua produk riset bersama yang akan lahir dalam satu tahun kedepan. Diantaranya dalam pelayanan program bayi tabung.
Dekan FK Unair, Prof Dr Budi Santoso dr SpOG(K), menyambut baik kerjasama ini. Menurutnya kolaborasi antara institusi pendidikan dengan institusi komersil seperti ini, secara tidak langsung juga mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Bagaimana menggabungkan kelebihan yang dimiliki masing-masing institusi, kolaborasilah sebagai jalan keluar yang baik. Sehingga lahir SDM dokter yang unggul dan terampil,” terangnya.
PT Bundamedik TBK sendiri merupakan penyedia layanan kesehatan yang menaungi banyak institusi kesehatan salah satunya Morula IVF yang tersohor dalam program bayi tabungnya.
Saat ini, sudah ada 6 ribu siklus bayi tabung yang tersebar di klinik milik PT Bundamedik Tbk yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam setahun, PT Bundamedik TBK juga melakukan pelayanan laparoskopi dengan minimal infasif sebanyak 500 lebih.
Prof Budi menyebut, selama ini prodi spesialis dan subspesialis mendapatkan data yang terbatas. Dengan data begitu banyak yang sudah dimiliki PT Bundamedik TBK, maka kualitas lulusan spesialis satu dan spesialis satu di FK Unair bisa semakin baik.
“Kalau selama ini kita punya sampel hanya terbatas, masih banyak memanfaatkan subjek penelitian hewan, maka ini kesempatan yang baik sekali,” terangnya.
Apalagi, lanjut dekan, kolaborasi menjadi sebuah keniscayaan untuk tidak dilakukan saat ini. Karena institusi bisa berkembang adalah dengan adanya kolaborasi. Sebagai langkah pembuka, kerjasama ini akan melibatkan Prodi Spesialis dan Subspesialis di Bidang Obstetri dan Ginekologi serta Andrologi. Ke depan, kerjasama akan diperluas bahkan ke taraf S1.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk, Dr dr Ivan Rizal Sini SpOG FRANZCOG GDRM MMIS menambahkan, sejauh ini industrinya sangat bergantung pada scientific resources atau Sumber Daya Ilmiah. lebih lagi sumber daya ini tidak hanya berhenti pada kualitas Sumber Daya Manusianya saja, namun juga luaran produk berupa riset.
“Dan ini tidak pernah menurut saya di inisiatifkan oleh grup swasta secara aktif. karena tentu kepentingan swasta lebih ke profit ya. Tapi kita harus tetep ada corenya di mana scientific resources baik itu SDM, dokter dan juga produk riset termasuk bagaimana kita pengabdian masuyarakat itu nanti akan menjadi bagian yang tidak lepas dari universitas,” terangnya.
Ia berharap melalui kerjasama ini, ke depan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak hanya fokus pada satu segmen saja. Lebih dari itu terjadi kolaborasi silang.
Selain menghasilkn produk riset, kerjasama ini juga akan berfokus pada bidang pendidikan. Misalnya, BMHS membuka pintu untuk memberikan pelatihan – pelatihan kepada spesialis dan subspesialis di FK Unair. Salah satunya untuk spesialis satu dalam pelaksanaan program bayi tabung dan andrologi. Sementara untuk spesialis 2 dalam program TRB dan operasi dengan pembedahan kecil atau minimal invasive.
Dengan kerjasama ini, sivitas akademis FK Unair juga bisa memanfaatkan laboratorium yang dimiliki oleh BHMS untuk kepentingan riset dan pendidikan. Ini tentu sangat membantu mengingat PT ini terdepan dalam pemanfaatan teknologi majunya. BHMS sendiri berharap, melalui kerjasama ini bisa lahir sebuah inovasi kesehatan yang kembali lagi, tujuannya kembali lagi pada peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Pun BMHS juga sangat terbuka masuk ke dalam kurikulum di FK Unair untuk memberikan kuliah tambahan. Baik dalam prosedur medis maupun entrepreneurship di bidang kesehatan.
“Karena tidak bisa dipungkiri juga. Dokter masa kini harus bisa survive setelah lulus. Dan ilmu ini bisa dimanfaatkan,” terangnya Dokter Ivy.
Dari segi pengabdian masyarakat pun, banyak yang bisa dilakukan. Mulai dari edukasi kolaborasi atau pelayanan kesehatan di daerah.
“Saya optimis ini akan jadi kolaborasi yang produktif. Apalagi Bapak dekan menyambut kerjasama ini dengan sangat hangat. Saya rasa banyak hal kongkrit yang bisa dikerjakan bersama dan kami sangat antusias dengan kerjasama ini,” tukasnya. [ina.fen]

Tags: