FORKI Magetan Pastikan Juri Tak Minta Lepas Jilbab

Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Magetan, Bhirawa
Ketua Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) Cabang Magetan Pengayoman memastikan bahwa juri dan panitia dalam Kejuaraan Karate Piala Bupati Magetan 2016 tidak pernah menyuruh atlet bernama Auliya untuk melepas jilbabnya saat akan bertanding.
Seperti diketahui, Auliya yang merupakan atlet karate perwakilan dari santriwati SMP Islam Terpadu (SMPIT) Harapan Umat Ngawi telah menjadi viral pascagurunya, Janan Farisi melalui akun sosial medianya menyebutkan bahwa juri kejuaraan karate menyuruh atlet Auliya melepas jilbab dan mediskualifikasi yang bersangkutan dalam pertandingan tersebut.
“Berita itu jelas tidak benar. Saya tidak ingin ini menjadi provokasi, sehingga harus diluruskan. Yang benar adalah dewan juri dan wasit telah menyuruh Auliya untuk mengganti jilbabnya dengan jilbab yang sesuai standar kejuaraan karate yang telah ditetapkan sesuai aturan secara nasional dan internasional. Jadi bukan melepasnya,” ujar Pengayoman saat dihubungi, Senin.
Ia juga menegaskan, bahwa Auliya tidak didiskualifikasi oleh juri dan wasit. Namun, yang bersangkutan menyatakan mengundurkan diri dari kejuaraan.
Hanya saja, pihaknya belum tahu, apakah keputusan mengundurkan diri tersebut diambil atas inisiatifnya sendiri atau melalui pertimbangan dengan ofisial.
Semua peraturan yang digunakan dalam pertandingan tersebut telah dibahas dan disepakati di acara “technical meeting” sehari sebelum kejuaraan digelar. Adapun, kejuaraan tersebut digelar pada tanggal 22 hingga 24 Desember 2016.
Pihaknya sangat prihatin dengan beredarnya berita berbau SARA oleh sang guru yang mengunggahnya melalui akun media sosial tanpa ada konfirmasi dari pihak berwenang. Dikhawatirkan hal tersebut dapat menimbulkan unsur kebencian dan perpecahan.
Guna mencegah hal tersebut, pihaknya telah memintai keterangan dari para dewan juri yang memimpin jalannya pertandingan tersebut. Selain itu, ia juga telah mengumpulkan data-data dari panita penyelenggara.
Pihaknya juga telah memberikan pejelasan kepada kepolisian berdasarkan fakta dan data yang diperoleh di lapangan, ketika ada petugas kepolisian melakukan konfirmasi permasalahan tersebut. Namun, untuk menelusuri sang pemilik akun yang telah menyebarkan berita mengandung unsur provokatif tersebut, ia menyerahkan sepenuhya ke pihak polisi.
Sementara, Humas KONI Magetan Henry menanggapi hal tersebut menyatakan akan melakukan klarifikasi kejadian tersebut. Baik klarifikasi kepada pihak atlet maupun ke panitia dan Forki.
“Klarifikasi akan segera kami lakukan kepada kedua belah pihak. Hal itu penting, agar kejadian ini tidak menjadi sebuah hal yang negatif. Baik itu yang mengarah ke unsur SARA atau hal lainnya yang merugikan masyarakat,” tutur Henry.
Pihaknya menilai kejadian tersebut disebabkan karena adanya “miss” komunikasi antara pihak ofisial, atlet, dan dewan juri saat pertandingan tersebut berlangsung. Karena itu, secepatnya kalirifikasi akan dilakukan dengan memanggil pihak-pihak yang terkait.
Kejuaraan Karate Piala Bupati Magetan 2016 berlangsung selama tiga hari pada tanggal 22-24 Desember 2016. Kejuaraan tersebut untuk tingkat anak-anak dan remaja yang diikuti sebanyak 11 kabupaten/kota di Jawa Timur. [vin.ant]

Tags: