FPKS Andalkan Koalisi Merah Putih, Golkar Belum Sebut Nama

Karikatur pilkadaDPRD Surabaya, Bhirawa
Poros Koalisi merah Putih(KMP) di tingkat kota Surabaya diyakini akan mampu berbicara dalam  pemilihan Wali kota tahun depan. Keyakinan ini terkait dengan disahkannya UU Pilkada di DPR RI akhir pekan lalu. Fraksi PKS sebagai salah satu unsure KMP menegaskan bnama Tri Rismaharini masih sangat berpeluang untuk kembali menjabat periode depan.
Akhmad Suyanto , ketua Fraksi  PKS, tetap meyakini bahwa bahwa perubahan soal sistem pemilihan Wali kota Surabaya langsung menjadi tak langsung tidak akan berpengaruh terhadap posisi sosok yang akan diusungnya karena akan mendapatkan dukungan dari sejumlah partai dan fraksi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP).
“Untuk Pilwali 2015, kondisi dan posisi koalisi merah putih menjadi poros kebijakan sekaligus kesepakatan politik yang harus dijaga, dengan struktur Gerindra sebagai pengusung dan PKS sebagai penyangga utama,” jelasnya saat ditemui disela-sela mengikuti orientasi di Hotela Singgasana Surabaya. (26/914)
Diakui Suyanto bahwa hingga saat ini masih belum melihat sosok kader dari partainya maupun dari partai yang tergabung dalam koalisi merah putih yang layak untuk diusung maju menjadi bakal calon Walik ota Surabaya selain Tri Rismaharini.
“Sampai saat ini kami jujur mengakui masih belum melihat sosok yang layak diusung di Pilwali, baik di intern partai kami maupun di koalisi merah putih, jadi dukungan kepada sosok Risma masih tetap, namun demikian kami tetap melihat perkembangan di partai PDIP sebagai pengusung awal di th 2009,” katanya.
Situasi politik akan lebih baik dan kondusif, lanjut Suyanto, jika ternyata PDIP akhirnya tetap memutuskan untuk mengusung Risma di Pilwali 2015, karena terjadi titik temu yang baik, karena sosok yang diinginkan sama, dan dampaknya akan tidak ada lagi perbedaan sekaligus pertarungan politik intern DPRD.
Hal berbeda dikatakan oleh Pratiwi Ayu Khrisna ketua fraksi Golkar DPRD Surabaya yang mengatakan bahwa pihaknya masih tetap akan menunggu perintah dari DPP, meski secara pribadi mengakui keberhasilan Risma sebagai Wali Kota Surabaya.
“Secara pribadi saya mengakui bahwa Risma berhasil membangun kota ini lebih baik dari sebelumnya, dan orang baik jangan dilempar sampah tapi berikan bunga, namun untuk bicara soal Pilwali mendatang tentu kami tetap menunggu perintah dari DPP, karena kami juga belum pernah berfikir apalagi membahas soal usung-mengusung dan dukung mendukung di Pilwali, itu masih jauh mas,” tandas politisi senior Surabaya yang berlatar belakang pengusaha kapal cargo ini.
Tidak hanya itu, Ayu (panggilan akrab Pratiwi Ayu Khrisna) juga menegaskan jika Pilwali Kota Surabaya tidak ada kaitannya dengan koalisi merah putih yang telah terbangun ditingkat pusat, karena dirinya berpendapat bahwa koalisi dibentuk bukan sekedar berbicara soal Prabowo atau Gerindra, melain banyak hal lain yang jauh lebih krusial.
“Saya tidak sepakat jika koalisi merah putih dikait-kaitkan dengan Pilwali Surabaya, ini terpisah dan benar-banar tidak ada kaitannya, koalisi merah putih juga tidak ada kaitanya dengan sosok Prabowo atau Gerindra, tetapi koalisi itu dibentuk karena ada beberapa agenda dan tujuan politik lain yang jauh lebih luas, itu yang harus dipahami,” tambahnya.
Oleh karena itu, lanjut Ayu, selama ini kami memilih tidak pernah berkomentar bahkan cenderung diam karena akan menimbulkan masalah baru dan terlalu dini, apalagi situasi dan kondisi di DPRD Surabaya masih seperti ini, tetapi jangan dianggap kami tidak punya pendapat atau apriori dengan perkembangan politik di intern dewan maupun ditingkat partai, kami lebih baik wait n see aja dulu. [gat]

Tags: