Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Sidoarjo Soroti Kinerja Dinas PUPR

Sidoarjo, Bhirawa
Penertiban dan normalisasi Kali Buntung dari Krian – Waru harus cepat digarap di saat musim kemarau seperti saat ini, sebab bila musim hujan Kali Buntung akan naik dan meluber sehingga tidak efektif dikerjakan.
Anggota Fraksi Golkar, Ali Sucipto, menyatakan kecewa sampai sekarang belum ada langkah-langkah dari Dinas PUPR untuk melakukan normalisasi Kali Buntung. Padahal sudah disediakan anggaran Rp70 miliar. Sektor ini diprioritaskan karena menyangkut hajat hidup orang banyak karena banjir. Terutama penanganan banjir di kawasan Kec Taman dan Waru. Dan sosialisasi ke rumah warga sudah dijalankan, tetapi ditunggu sekian lama belum ada tanda-tanda ada pekerjaan normalisasi.
Banyak warga Taman yang menyatakan was-was terhadap banjir yang akan muncul bila Dinas PUPR terlambat. ”Kalau pengerukan dikerjakan di musim hujan maka tidak maksimal. Sampah sungai sulit dikeruk,” ujarnya.
Belum lagi soal penertiban Bangli (Bangunan Liar) yang berderet sepanjang Kali Buntung. Keberadaan Bangli, diakui, menghambat normalisasi. Seharusnya penertiban dilakukan sejak dulu dan warga juga mendukung langkah penertiban itu.
”Saya tidak habis pikir, sebenarnya apa penyebabnya sehingga OPD ini menjadi lamban,” tanyanya.
Dinas PUPR masih mengulang kesalahan yang sama, selalu menjalankan proyek di akhir tahun di tengah lebatnya musim hujan. Saat musim panas sepertin saat ini menjadi saat terbaik, melakukan peningkatan jalan dan normalisasi. Tetapi bila memasuki Oktober sampai Desember akan sulit dikerjakan karena datangnya musim hujan dan banjir.
Ali menyarankan, OPD-OPD bergerak cepat menyelesaikan proyek yang sudah dianggarkan bersama Pemkab dan DPRD. Semakin cepat akan semakin baik. Dinas PUPR saat ini getol mengerjakan perbaikan drainase dengan membangun box culver di kawasan perumahan yang menjadi langganan banjir. Banyak jalan raya yang semula tidak memiliki drainase, kini dibuatkan saluran seperti di Jl Raya Tropodo.
Perumahan Wisma Tropodo yang kerap menjadi langganan banjir, sudah dikerjakan drainase baru untuk menampung uangan air dari kawasan banjir Tropodo menuju kali cantel dan kali reformasi. Nantinya dua sungai kecil ini akan terhubung drainase yang panjangnya sekitar 1 km.
Sementara sumber di Pemkab Sidoarjo mengatakan, normalisasii Kali Buntung menjadi dilema dengan menjamurnya Bangli sekitar sungai. Banyaknya Bangli mempersulit kontraktor menggerakkan mesin pengeruk (bego), serta kesulitan mendapatkan lahan penampungan sementara buangan sampah sungai. Kawasan Waru sangat padat Banglinya, dan bangunannya sudah permanen. Dan malah ada yang sudah memikili sertifikat, dan jadi SPBU. [hds]

Tags: