Fraksi PAN – Golkar Sepakat Bentuk PD Pasar

PAN dan GolkarSidoarjo, Bhirawa
Dinas Pasar Sidoarjo tak seharusnya ‘menggerogoti’ keuangan daerah bila dikelola dengan benar, potensi pendapatan yang seharusnya masuk dalam kantong APBD sangat tinggi. Bahkan melampaui kebutuhan anggaran Rp23 miliar yang setiap tahun digelontorkan ke PD Pasar.
Potensi pendapatan Pasar Krian setiap harinya bisa mencapai Rp10 juta atau Rp3,64 miliar setiap tahunnya. Dengan asumsi Pasar Krian dihuni 3 ribu pedagang (siang hari) dan 1.500 pedagang (malam hari) bila satu pedagang membayar retribus Rp3 ribu saja ditafsir setiap harinya akan masuk Rp10 juta, bahkan bisa melebihi angka itu. Satu pasar saja bisa memberikan kontribusi sebesar itu, padahal ada banyak pasar seramai Krian, seperti Pasar Larangan, Taman, Porong, Wadungasri, serta pasar pasar lain yang level masih dibawahnya.
Stragisnya kontribusi pendapatan pasar setiap tahunnya Rp11 miliar atau jauh dari APBD yang dikucurkan ke dinas ini. Sebagai dinas penghasil, sewajarnya wakil rakyat mendesak dinas ini bekerja keras untuk memacu pendapatan.
Ketua Fraksi PAN, Bangun Winarso, sepakat bila dinas pasar diubah statusnya menjadi Perusahaan Daerah (PD). Apabila dinas ini tak mampu meningkatkan penghasilannya, solusinya adalah dengan mengubah menjadi PD. Dengan perubahan status maka pengelola perusahaan ini mau tak mau harus mampu menghidupi dirinya sendiri. Sehingga tak lagi mengandalkan APBD, toh bila perusahaan ini untung maka yang senang juga karyawannya sendiri. Bangun sendiri mendukung langkah komisi B yang mewacanakan perubahan status dinas pasar menjadi perusahaan.
Ketua Fraksi Golkar, Khoirul Huda juga menegaskan, dengan berubahnya Dinas Pasar menjadi BUMD, maka Pemkab tak perlu repot-repot lagi mengeluarkan uang unuk menghidupi lagi. Untuk bisa survive maka direksi harus membuat inovasi untuk menggerakkan penghasilan perusahaan. Ia yakin, dengan potensi yang dimiliki, tak mustahil PD pasar ini akan sukses.
Syaratnya, efisien, mengeluakan beaya yang tidak perlu, serta membersihkan karyawannya yang merugikan perusahaan. Namun PNS di lingkungan dinas pasar, menyatakan sulit untuk merubah mental pegawai pasar. ”Tidak mudah, mas. Banyak contohnya BUMD pasar di daerah lain yang rugi,” ujarnya.
Kecuali kalau seluruh karyawan dirombak atau diganti karyawan baru. sedangkan PNS pasar, apakah semuanya bersedia untuk dijadikan karyawan PD karena mereka bisa kehilangan hak pensiunnya. Untuk Pasar Buduran, itu sejak lama sepi. hanya tinggal tiga atau empat pedagang saja yang beroperasi. wajar setiap hari hanya mnyumbang Rp60 ribu. Lebih bak pasar itu direlokasi saja, karena pembelinya sepi. [hds]

Tags: