Friksi di Eksekutif Legislatif Perburuk Perekonomian Indonesia

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya,Bhirawa
Friksi yang tertjadi di tubuh eksekutif dan legislatif justru semakin membuat perekonomian di Indonesia semakin teerpuruk, seharusnya ini tidak perlu terjadi apalagi berlarut larut sampai  sekarang ini
Demikian, Ali Setiawan, Managing Director Global Market HSBC Indonesia yang dijumpai usai acara diskusi terbatas bersama sejumlah wartawan eknomi dengan tajuk Economic Outlook and Foreign Exchange Momentum To Accelerate, di Shangri La hotel Senin (23/11).
Menurutnya selama pemerintah dan DPR RI terus berseteru dan mereka tidak pernah bersatu maka jangan pernah berharap perekonomian di Indonesia akan bisa stabil, karena para pelaku ekonomi dan usaha  takut   “Jadi mereka sekarang lebih banyak waiit and see,”ungkapnya.
Para pelaku usaha memiliki keinginan kondisi yang  aman,  sehingga tidak ada rasa was was dalam menjalankan usahanya. Jalan terbaik untuk mengatasi ini semua maka eksekutif dan legislatif harus saling bahu membbahu bukan mereka berseteru.
Kondiisi keuangan yang buruk dan nilai tukar rupiah terpuruk harusnya dihadapi bersama sama dengan cara mencarikan jalan keluar yang terbaik. Disamping itu pemerintah sendiri juga harus konsisten dengan apa yang dioerbuat, misalnya membuat program ya harus direalisasikan bukannya muter muter tanpa ada bukti yang nyata.
Disinggung soal rencana pemerintah untuk menjadikan rupiah sebagai tuan rumah di negeri sendiri  dengan memberlakukan UU No 7 th 2011 yang mewajibkan semua transaksi di Indonesia harus menggunakan eupiah, Ali Setiawan mengatakan bahwa itu hanya membuat baangsa Indonesia cinta akan rupiah tapi tidak akan banyak merubah keadaan yang ada,”Yang ditunggu oleh para pelaku ekonomi dan usaha  adalah stabiltas dan keamanan yang menjamin,”tandasnya.
Apalagi praktiknya tidak sedikit dari para pelaku usaha yang masih menggunakan dolar untuk transaksi, kecuali kalau pemerintah konsisten dengan memberikan sanksi tegas bagi pelanggarnya. Lalu bagaimana dengan HSBC sendiri menghadapi kondxisi yang ada mengingat persoalan yang ada di negeir ini sangat komplek apalagi di Surabaya sudah menaikkan UMK sebesar Rp 3 juta lebih. [ma]

Tags: