FV Unair Targetkan Perubahan Bentuk Prodi D3 Jadi Sarjana Terapan

FV Unair gelar Talk Show SDM Unggul melalui Link and Match dalak puncak peringatan Dies Natalis Fakultas Vokasi ke-8

Surabaya, Bhirawa
Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (Unair), Prof Dr drh Anwar Ma’ruf MKes mentargetkan perubahan status program studi (Prodi) diploma 3 menjadi sarjana terapan di tahun ini. Pasalnya, kedepan tuntutan kompetensi tenaga kerja di industri akan lebih tinggi lagi.
Saat ini, kata Prof Anwar Dari 19 prodi FV Unair sembilan diantaranya sudah sarjana terapan atau diploma 4. Sementara sisanya masih berstatus diploma tiga.
“Kompetensi ke depan tenaga kerja yang dibutuhkan bersifat lebih tinggi lagi. Untuk itu diploma 3 ditransformasi jadi sarjana terapan dan magister dan doktor terapan.
Dengan harapannya SDM unggul bisa diperoleh,” ujarnya usai talkshow Puncak Dies Natalis ke-8 Fakultas Vokasi Unair, Kamis (23/6).
Dijelaskan Prof Anwar tahun ini semua prodi sedang ditelaah dan akan menjadi sarjana terapan menyesuaikan kebutuhan industri dan lapangan kerja.
Kecuali Prodi Ilmu perpustakaan dan keperawatan masih akan bertahan dengan status Diploma 3 sesuai kebutuhan industri.
“Kami juga sedang mencoba meningkatkan branding sarjana terapan. Karena status sarjana terapan atau diploma masih belum bisa dipahami dengan baik oleh masyarakat. Banyak yang hanya mencari strata 1,” urainya.
Padahal untuk mencari pekerjaan, Dunia kerja lebih fokus pada banyak kompetensi dan tenaga ahli.
Sementara itu, dalam talkshow SDM Unggul Melalui Link and Match, Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani mengungkapkan banyak industri di daerahnya yang perlu tenaga ahli dan terampil dan bisa diisi oleh tenaga Vokasi.
“Kalau tidak tenaga asing bisa masuk mengisi tenaga ini,” tegasnya.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menambahkan lulusan vokasi banyak dibutuhkan karena SDM tersebut merupakan SDM siap kerja.
“Beberapa waktu lalu vokasi Unair berkunjung Kab Mojokerto untuk membentuk laboratorium vokasi.
Yang dibidik dua kecamatan yakni Trawas dan Pacet. Sudah ada pembicaraan awal karena di sisi vokasi butuh laboratorium, sementara kami butuh SDM atau tenaga ahli untuk membantu kami menata mengembangkan wisata,”pungkasnya. [ina.bb]

Tags: