Gadget VS Permainan Tradisional

Oleh :
Alifia Shila F
Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Perkembangan zaman adalah perubahan suatu zaman atau era yang semakin maju baik dari sisi teknologi maupun komunikasi yang selalu berubah secara pesat. Siapapun akan merasakan perkembangan zaman ini. Baik kalangan anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Seperti era digital saat ini, era digital sendiri adalah dimana teknologi seakan menjadi sahabat dengan manusia. Gadget adalah salah satu barang yang wajib dimiliki semua orang. Tanpa gadget seakan mereka ketinggalan zaman. Gadget seakan menjadi primadona karena semua bisa dilakukan hanya dari menekan jempol pada layar smartphone.
Generasi milenial adalah penikmat gadget nomer satu. Bagaimana tidak, sekarang semua anak mempunyai gadgetnya masing-masing. Bahkan kemanapun mereka pergi, gadget akan selalu ada pada genggaman tangan mereka. Sekarang pendidikan pun banyak menggunakan gadget untuk sarana pembelajaran. Baik itu untuk browsing sebuah materi maupun untuk ujian sekolah.
Seperti yang kita ketahui gadget juga berkembang dari masa ke masa. Setiap tahun mereka mengeluarkan produk terbaru. Bahkan para developer smartphone berlomba-lomba untuk mengeluarkan produk unggulan mereka. Tak jarang para generasi milenial akan mengupgrade smartphone mereka pada produk yang lebih bagus.
Pada saat masa liburan seperti ini, penggunaan gadget meningkat dari generasi milenial. Mereka mempunyai waktu yang longgar untuk menggunakan gadget mereka. Hal ini dikarenakan jangka waktu liburan mereka yang panjang. Mereka menggunakan waktu ini untuk bermain game online, tak jarang sekarang warung kopi dipenuhi oleh anak-anak yang membutuhkan jaringan Wi-Fi untuk bermain game. Hal ini sudah menjadi negatif, karena tak seharusnya anak-anak nongkrong diwarung kopi.
Bermain gadget sepertinya sudah menjadi candu bagi generasi milenial. Padahal gadget juga mempunyai dampak buruk bagi kehidupan kita jika kita sudah menjadi pecandu gadget. Sebagai contoh dampak gadget pada gangguan mata, mata yang sering digunakan untuk melihat layar gadget akan terasa kering dan panas, dikarenakan terkena pancaran sinar biru yang terkandung pada layar gadget. Jika dibiarkan terlalu lama, maka mata akan mengalami kelelahan, timbul rasa yang tidak nyaman, mata menjadi merah, dan timbul gangguan penglihatan seperti, objek menjadi kabur, minus, dsb.
Gadget pun dapat mengubah kita menjadi manusia yang individual. Hal ini dikarenakan kita terlalu berfokus pada dunia dalam gadget. Seperti fakta pada saat ini, generasi milenial lebih memilih berkomunikasi secara online atau disebut chatting. Hal ini membuat mereka enggan untuk bersosialisasi dengan sekitarnya.
Oleh karena itu, peran orang tua dalam mengawasi anaknya sangatlah penting. Hal ini tidak dapat dianggap remeh, karena anak sudah dihadapkan dengan teknologi yang luar biasa. Jika terus dibiarkan seperti ini, tumbuh kembang anak akan terganggu. Anak akan menjadi seseorang yang mempunyai ego tinggi, karena tidak ada rasa sosial pada dirinya.
Dapat dilihat dari sekitar, jarang sekali anak-anak jaman sekarang sudah jarang melakukan permainan tradisional. Permainan tradisional seharusnya dapat dimanfaatkan untuk sarana pembelajaran pendidikan jasmani ini justru tergeser dengan adanya permainan online yang diunduh dari gadget mereka. Sekarang justru permainan ini hanya terlihat ketika event 17 Agustus-an saja.
Popularitas permainan tradisional lmbat laun semakin terlupakan dan tergantikan oleh permainan modern saat ini. Bisa kita lihat dari beberapa tahun yang lalu sebelum gadget menjadi booming di masyarakat. Anak-anak justru menikmati permainan tradisional yang ada. Bahkan mereka bisa menghabiskan waktunya untuk bermain hingga petang datang. Namun berbeda dengan saat ini anak-anak justru menghabiskan waktunya dengan hanya memegang gadgetnya.
Sebenarnya permainan tradisional mempunyai banyak sekali manfaat baik untuk perkembangan tubuh, karena fisik dan emosi anak terlibat langsung. Permainan tradisional dapat mengembangkan kecerdasan intelektual anak. Contohnya pada permainan dakon, Masih ingatkah dengan permainan dakon? Yah, permainan ini dapat melatih otak kiri anak dan melatih strategi agar bisa mengumpulkan biji lebih banyak dari lawan pemain.
Ada juga permainan yang dapat mengontrol kecerdasan emosi anak ialah layang-layang. Pada permainan ini anak-anak dilatih emosinya mulai dari proses pembuatan layang-layang, yang kita tahu kedua sisi layang-layang harus seimbang antara kiri dan kanan agar bisa terbang. Pada saat menerbangkan layang-layang dan menggerakkan tali dengan gerakan yang tepat agar layang-layang itu tidak putus.
Gadget memang teknologi yang luar biasa yang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Bukannya disini melarang anak untuk tidak menggunakan gadget atau menjauhkannya dan membuat anak tidak mengetahui teknologi saat ini. Namun orang tua harus membatasi penggunaan gadget agar generasi sekarang tidak melupakan budaya kita. Orang tua harus mengawasi anaknya ketika sedang menggunakan gadget agar tidak digunakan untuk hal negatif.
Dengan adanya gadget yang canggih seharusnya juga digunakan untuk ajang memperkenalkan permainan tradisional dan budaya kita agar dikenal oleh masyarakat luas. Supaya budaya kita tidak diakui oleh negara asing. Agar itu tidak terjadi lagi, marilah kita melestarikan budaya kita dengan mulai untuk bermain permainan tradisional.

Rate this article!
Tags: