Gagal Sandar, Puluhan Sapi untuk Kurban Mati di Kapal

Banyak sapi dari Bima NTB masih tertahan di Pelra Kalimas karena kapal pengangkut tidak bisa bongkar muat, Kamis (18/9). Jika tak segera bongkar muat, dikhawatirkan makin banyak jumlah sapi yang mati karena kepanasan dan kelaparan.

Banyak sapi dari Bima NTB masih tertahan di Pelra Kalimas karena kapal pengangkut tidak bisa bongkar muat, Kamis (18/9). Jika tak segera bongkar muat, dikhawatirkan makin banyak jumlah sapi yang mati karena kepanasan dan kelaparan.

Surabaya, Bhirawa
Kapal Layar Motor (KLM) Nusantara Indah yang memuat 289 ekor sapi dari Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) gagal masuk ke Pelabuhan Rakyat (Pelra) Kalimas untuk bongkar muat, karena terhalang kapal-kapal besar yang berada di pos 1 pelabuhan.
Akibat terlalu lama di atas kapal sejak Selasa (16/9), sebanyak 13 dari 289 ekor sapi mati karena kelaparan dan kepanasan. Ratusan sapi gagal dilakukan bongkar muat karena kondisi di Pelabuhan Rakyat Kalimas saat ini cukup padat.
Kapten Kapal Motor Nusantara Indah dari Bima NTB, Dahlan Shaleh yang membawa ratusan sapi mengatakan, kapal yang biasanya bersandar dan bongkar muat di pos 4 namun baru sampai di pos 1 tidak bisa bergerak karena kepadatan di Pelabuhan Rakyat Kalimas.
“Kapal motor ini tiba di pelabuhan sejak Selasa malam dan mengangkut 289 ekor sapi. Kendalanya kapal tidak bisa naik ke atas karena di atas juga banyak kapal yang tidak bisa turun,” kata Dahlan Shaleh, Kamis (18/9) di Pelra Kalimas.
Selain itu, tambahnya, air di pelabuhan juga dalam kondisi surut sehingga banyak kapal yang bermuatan penuh tidak bisa bergerak. Ratusan sapi yang diangkut kapal ini rencananya akan dikirim ke Jakarta dan Tangerang untuk kebutuhan Hari Raya Kurban.
“Kerugian masih belum tahu, karena sapi-sapi ini dikirim langsung dari peternak lokal, dan saya sebagai ekspedisinya hanya menanggung muatan dari pelabuhan ke tempat tujuan,” tambahnya.
Selain itu, salah satu tim ekspedisi, Acang yang membawa ratusan sapi ke Jakarta dan Tangerang juga mengatakan, jika sapi ini tidak bisa dibongkar muat maka kerugian bisa mencapai ratusan juta rupiah. Ini karena supli makanan di atas sudah mulai menipis dan mengering. ” Biasanya semuanya lancar, dan langsung bisa masuk ke pos 4 untuk turunkan muatan. Kali ini sulit mau bersandar,” imbuhnya.
Polres Pelabuhan Tanjung Perak juga membenarkan  kemarin pagi ada 10 ekor sapi yang mati. “Kemudian bertambah lagi tiga ekor yang mati, sekitar pukul 11.00,” kata Kasubbag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Lily Djafar.
Sedangkan untuk meredam suasana, agar pemilik sapi tidak terpancing emosi karena peristiwa tersebut, Lily mengaku sudah menurunkan anggotanya untuk pengamanan di sekitar lokasi. “Untuk masalah pengamanan di wilayah Tanjung Perak memang wewenang kita, tapi kalau masalah bongkar-muat, itu wewenang syahbandar dan otoritas pelabuhan. Tadi si pemilik sapi, sempat marah-marah tapi sudah bisa kita redam,” lanjut dia.
Sementara itu, otoritas pelabuhan Kabid lalu lintas, Deni R Boymau juga mengatakan sampai pukul 17.30 kemarin kondisi air laut masih belum keadaan pasang. Sehingga kapal masih belum bisa melakukan aktivitasnya. “Sudah dilancarkan, ASDP diminta untuk membantu dan akhirnya bersedia. Mudah-mudahan bisa berjalan baik, sampai sekarang air laut juga masih belum pasang,” kata Deni R Boymau.
Selain KLM Nusantara Indah, juga terdapat ada dua kapal lain yang juga mengangkut sapi yang juga menunggu bongkar di Pelra Kalimas yaitu KLM Samudera Indah dari Waingapu dan KLM Onawe dari Bima. [geh]

Tags: