Gagal SBMPTN, ITS Sediakan Tiga Jalur

Dekan Fakultas Vokasi, Prof Muhammad Sigit Darmawan.

Program yang Disediakan Vokasi, PKM dan Kelas International
Pendaftaran Menggunakan Nilai UTBK
Surabaya, Bhirawa
Pengumam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) telah diumumkan Selasa (9/7) lalu. Karena ketersediaan kuota setip perguruan tinggi yang terbatas, banyak dianatara pendaftar yang dipastikan tidak lolos. Oleh karena itu, Intitute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, membuka jalur Program Kemitraan dan Mandiri (PKM), Vokasi dan Kelas International. Peserta hanya perlu menyiapkan nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) untuk mendaftar di jalur tersebut.
Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Penerimaan Mahasiswa dan Pengelolaan Kuliah Bersama, Direktorat Akademik ITS, Unggul Wasiwitono menyebut sebanyak 30 persen atau 1.621 kursi dari kuota mahasiswa baru program sarjana ITS dari jalur PKM yang disiapkan. Sedangkan untuk jalur vokasi tersedia kuota 720 kursi. Dan Kelas International sebanyak 375 kursi untuk 15 program studi yang dapat ditempati oleh calon mahasiswa baru ITS. Untuk periode pendaftaran sendiri, jalur PKM akan berakhir pada 12 Juli 2019, jalur Vokasi berakhir pada 27 Juli dan pendafatran Kelas International akan ditutup pada 23 Juli 2019.
“Untuk program Kemitraan ini diperuntukkan bagis siswa SMA sederajat yang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan ITS. Dan merupakan utusan instansi mitra (perusahaan atau pemerintah daerah),”Ungkap dia.
Di samping itu, juga mempunyai nota kesepahaman dengan ITS yang ditunjukkan dengan adanya MoU dan MoA. Sementara untuk program Mandiri diperuntukkan bagi siswa SMA dari kalangan masyarakat yang berminat menempuh pendidikan di ITS. Terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada jalur PKM sebesar Rp7,5 juta tiap semester untuk semua program studi. Kecuali untuk biaya pendidikan pada program Joint Degree Teknik Perkapalan sebesar Rp 25 juta per semester, serta pada program Joint Degree Marine Engineering (Teknik Sistem Perkapalan) sebesar Rp 20 juta per semester.
Sementara untuk jalur Vokasi, Dekan Fakuktas Vokasi ITS, Prof Muhammad Sigit Darmawan, menambahkan berdasarkan evaluasi penerimaan yang menggunakan tes tulis, sebanyak hampir 90 persen mahasiswa Vokasi ITS berasal dari Surabaya dan sekitarnya. Hal itu, menurutnya berimbas pada sebaran asal mahasiswa yang menjadi sangat sempit. Dengan menggunakan tes tulis, calon mahasiswa harus datang ke Surabaya untuk mengikuti tes tersebut. Namun, dengan adanya kebijakan yang hanya menggunakan nilai UTBK, diharapkan sebaran asal mahasiswa Vokasi ITS nantinya menjadi lebih luas.
“Kalau tanpa tes ini kan lebih efisien sehingga biaya pendaftaran menjadi lebih murah,” ungkap salah satu Guru Besar dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil tersebut.
Dosen yang akrab disapa Sigit ini juga menyampaikan bahwa jalur vokasi terbagi menjadi empat kelompok. Kelompok pertama I khusus bagi mahasiswa lulusan SMK yang memiliki prestasi dengan kuota sebanyak 20 persen. Kelompok II, khusus bagi lulusan SMA atau Madrasah Aliyah (MA) yang memiliki prestasi. Kuota yang disediakan sekitar 10 persen
“40 persen kuota juga disediakan bagi kelompok III yang merupakan pendaftar regular dengan menggunakan nilai UTBK. Sementara untuk kelompok IV akan diperuntukkan untuk program Mandiri dengan kuota 30 persen dan juga hanya menggunakan nilai UTBK,”tuturnya.
Prof Sigit menjelaskan, terkait UKT jalur Vokasi, untuk kelompok I sampai III biaya pendidikannya berkisar anatara Rp. 500 ribu hingga Rp. 7,5 juta tiap semester. Jumlah tersebut juga tergantung dari pendapatan orang tua mereka. Sedangkan pada kelompok IV besaran biaya pendidikannya adalah Rp. 7,5 juta tiap semesternya dan ditambah SPI (Sumbangan Pengembangan Institusi) sebesar Rp 50 juta yang hanya dibayar sekali ketika registrasi ulang.
“Ini memang baru kali pertama terdapat jalur khusus bagi lulusan SMK pada program Vokasi ITS. Lulusan SMK sudah banyak yang masuk Vokasi selama ini dan terbukti mereka bisa berprestasi seperti halnya siswa dari SMA,”katanya.
Menurut Sigit, jalur prestasi SMK dan non SMK memang bertujuan mendapatkan calon mahasiswa yang punya prestasi, baik akademis maupun nonakademis. Karena itu, siswa dengan prestasi perlu dihargai secara khusus. “Selanjutnya dapat diharapkan nanti setelah menjadi mahasiswa Vokasi prestasinya bisa lebih meningkat,” ujarnya.
Sigit menegaskan bahwa setelah diterima di Fakultas Vokasi ITS, mahasiswa yang tidak mampu juga dapat mengajukan beasiswa bidikmisi. Mengenai besar kuotanya akan ditetapkan pemerintah nantinya. Untuk informasi lengkap tentang pendaftaran masuk ITS melalui jalur PKM, Vokasi dan Kelas Internasional ini bisa dilihat di laman smits.its.ac.id. [ina]

Rate this article!
Tags: