Gagal Sinkronisasi, USBK SMP Delay Dua Jam

Peserta USBK SMP Muhammadiyah 17 Surabaya tidak dapat mengikuti ujian tepat waktu lantaran terjadi masalah pada sistem hingga mengakibatkan delay selama dua jam, Kamis (23/3). [adit hananta utama]

Dindik Surabaya, Bhirawa
Ambisi Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya menggelar Ujian Sekolah Berbasis Komputer (USBK) tidak  berjalan mulus. Percobaan untuk mengakali sistem ternyata justru berujung pada kekacauan. Ujian pun terpaksa harus delay sampai dua jam sampai akhirnya ujian kembali dapat digelar.
Seperti diungkapkan Kepala SMP Muhammadiyah 17 Surabaya M Azam Nuri, jadwal ujian semula bisa dimulai pukul 08.00 – 10.00 untuk sesi I, dan 10.30-12.30 sesi II dan 14.00-16.00. Lantaran terjadi masalah, Dindik Surabaya langsung mengeluarkan perubahan jadwal sesi I dimulai pukul 10.00-12.00, sesi II 13.00-14.00 dan sesi III 15.00-17.00.
“Padahal saat uji coba satu sampai tiga semua lancar. Hari pertama pelaksanaan juga tidak ada masalah,” tutur Azam saat ditemui di sela pelaksanaan hari kedua USBK di sekolahnya, Kamis (23/3).
Persoalan diketahui saat proktor akan memperbarui soal, namun tidak bisa berhasil hingga menjelang ujian dimulai. Bahkan server pusat selanjutnya dikabarkan mati. “Masalahnya muncul setelah malam harinya kita diminta mengubah aplikasi dari 3.11 ke 3.12. Malam itu sudah banyak yang gagal sinkronisasi, kemungkinan traffic di server masih terlalu padat,” terang Azam didampingi proktornya Hidayat.
Update aplikasi ini, lanjut Azam, tidak justru memperbaiki sistem tetapi semakin payah. Ini karena mata pelajaran yang sedang berlangsung adalah matematika. Dalam pelajaran itu memuat banyak rumus sehingga program yang digunakan berbeda. “Kalau ada rumus-rumus itu kan pakai latex, jadi kemungkinan terlalu berat soalnya. Dan latex sendiri sifatnya sangat sensitif,” terang dia.
Azam mengaku, USBK tahun ini merupakan pertama kalinya dilakukan. Tidak hanya sekolahnya, sekolah se-Surabaya yang tahun ini juga ikut menggelar USBK juga terkena dampak yang sama. Masalah USBK juga dirasakan SMP 17 Agustus 1945 Surabaya. Siswa yang mengikuti ujian dengan dua sesi secara bergantian itu harus lebih bersabar. “Kalau begini psikologis siswa yang terganggu, karena mereka harus menunggu lebih lama dari jadwal. Sebagian juga melihat gangguan pada komputernya,” jelas Kepala SMP 17 Agustus 1945 Wiwik Wahyuningsih.
Menurutnya, selama menunggu proses USBN kembali normal siswanya cukup resah. Sehingga siswa ia bebaskan keluar kelas untuk sekadar mengobrol, belajar kembali atau membeli makanan. “Kami proses normal untuk dua ruangan menghabiskan waktu satu jam, yang 1 belum. Makanya kami koordinasi dengan Dindik, katanya suruh ikut jadwal yang baru semua,”paparnya.

Tags: