Gagas Pengembangan Mobil Listrik Smart Car

Prof Dr Ir Dedid Cahya Happyanto, M.T

Surabaya, Bhirawa
Politeknik Negeri Elektronika Surabaya (PENS) kukuhkan Prof Dr Ir Dedid Cahya Happyanto, M.T sebagai guru besar dibidang Ilmu Intellegent Control & Electric Vehicle. Dosen Departemen Teknik Elektro ini menggenapi tiga gubes yang sebelumnya telah dimiliki PENS.

Dalam orasi Ilmiah yang berjudul “Pengembangan Teknologi Mobil Listrik Smart Car dan Infrastruktur untuk Meningkatkan Pelayanan dan Keamanan menuju Indonesia Smart City”, Prof Dedid mengatakam bahwa penelitiannya tersebut merupakan konsep dan ide yang akan ditawarkan pada pemerintah. Karena kedepan, masyarakat membutuhkan kenyamanan dalam berkendaraan. Salah satunya, melalui pengembangan mobil listrik berbasis kecerdasan buatan yang tengah ia teliti.

Pada kesempatan itu, ia menyinggung soal penyiapan teknologi kedepan, di mana mobil listrik yang diteliti dilengkapi smart card yang mampu mengontrol mobil listrik. Kemudian dikembangkan tanpa awak dan diintegrasikan dalam satu sistem yang selanjutmya dipantau dengan sistem komunikasi dan informasi yang menggunakan Internet of Think (IoT) dan big data berbasis satelit.

Menurut pria kelahiran Pasuruan, 27 Desember 1962 ini, saat ini pemerintah masih fokus pada mobil listrik. Sebab, polusi udara semakin hari semakin besar. Termasuk polusi air yang semakin meningkat.

“Pemerintah fokus pada penerapan mobil listrik. Sedangkan diluar (negeri) pemerintahannya sudah siap-siap untuk service kendaraan listrik. Misalnya begitu mobil masuk benhkel operator service langsung menangani. Nanti pemerintah tinggal menyiapkan infrastruktur tentang kriminalitas atau sejenisnya,” jelas dia, Selasa (21/3).

Misalnya saja, di Jepang ada sebuah pabrik otomotif yang mulai membangun sistem dan sudah riset. Dalam waktu dekat bisa diaplikasikan.

Sementara di Indonesia, Prof Dedid menyebut pemerintah juga tengah fokus mengarahkan kendaraan berbasis listrik. Hal ini diperkuat melalui Perpres no 55 tahun 2019. Dengan kata lain, mobil berbahan bakar akan ditinggalkan. Semua pabrikan otomotif berlomba-belomba. Seperti Korea Jepang dan Eropa. “Pada tahun 2030 pemerintah Indonesia sudah mencanangkan penggunaan mobil listrik,” urainya.

Meski saat ini, pemerintah masih sibuk pada kendaraan elektrik vehicle. Sedangkan di kota-kota besar seperti Dubai sudah beralih kendaraan pada mobil listrik. Ia berharap, penelitian ini menjadi start awal agar lebih fokus dalam pengembangan mobil listrik. [ina]

Tags: