Gandeng Bank Indonesia, Bakorwil V Jember Optimalkan OPOP

Kepala Bakorwil V Jember R.Tjahjo Widodo (tengah) didampingi Deputi Bank Indonesia Perwakilan Jember M.Lukman Hakim saat rakor Singkronisasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur Kawasan Pemukiman dengan tema Meningkatkan Kualitas Kesehatan dan Penataan Pemikiman lingkungan Pondok Pesantren diaula BI Jember, Kamis (15/8)

Jember, Bhirawa
Upaya Gubernur Jawa Timur optimalkan ekonomi kerakyatan berbasis pesantren, dengan program One Pesantren One Product (OPOP) ditujukan agar produk yang dihasikan oleh pesantren memiliki ekonomis tinggi dam berdaya saing.
Bakorwil V Jember bareng Bank Indonesia Perwakilan Jember mencoba merealisasikannya dengan sentuh Pondok Pesantren di 7 Kabupaten/Kota di Jawa Timur agar lebih berdaya melalui program OPOP. Sehingga apa yang sudah dilakukan oleh pesantren tersebut akan difasilitasi oleh pemerintah agar menjadi ponpes yang mandiri.
Melalui Rakor Singkronisasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur Kawasan Pemukiman dengan tema Meningkatkan Kualitas Kesehatan dan Penataan Pemikiman lingkungan Pondok Pesantren diaula BI Jember, Kamis (15/8), Bakorwil berupaya memadukan program yang sudah dilakukan oleh perbankan terhadap Ponpes yang sudah ada.
“Perbankan selama ini sudah menjalankn program terkait pengembangan UMKM yang ada di Pesantren. Sehingga dengan program yang sudah ada ini, akan kita padukan dengan program dari Pemprov Jatim,” ujar Kepala Bakorwil V Jember R.Tjahjo Widodo kemarin.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan misalnya. Lembaga ini memiliki program peningkatan kualifikasi dan sertifikasi produk.” Lembaga ini ada program pelatihan, sehingga bisa kita padukan,” kata Tjahjo.
Selain itu, Dinas ESDM dan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKPCK) Prov. Jatim juga punya program yang sama.
“Selama ini masih ada pesantren yang memiliki santri banyak kekurangan air bersih. Bahkan antara jamban dengan sumur berdekatan, sehingga banyak santri terkena penyakit kulit (gatal-gatal). Mangkanya kita undang Dinas ESDM dan DPRKPCK Prov Jatim sebagai nara sumber, sehingga pesantren bisa berkoordinasi dengan dinas ini,” katanya pula.
Deputi Bank Indonesia Perwakilan Jember M.Lukman Hakim mengatakan ada beberapa program yang sudah berjalan terkait pemberdayaan pesantren. Salah satu contohnya yang sudah dilakukan oleh Bank Indonesia memberikan bantuan kepada beberapa pesantren di wilayah Jember alat transportasi sepeda motor roda tiga.
“Alat ini diharapkan dapat mengembangkan usaha yang dimiliki oleh kompotren. Dengan adanya alat transportasi ini, akan lebih memudahkan pendistribusianya. Termasuk bisa dimanfaatkan untuk mengangkut hasil pertanian,” ungkap Lukman.
Selain itu, pihak perbankan juga memfasiltasi dan mudahkan kucuran dana untuk pengembangan UMKM dilingkungan pesantren.” Kami bekerjasam dengan bank umum untuk memberikan fasilitas berupa kredit UMKM sesuai dengan ketentuan yang ada,” tegasnya pula.
Sementara, H.Imam Syafii pengurus Ponpes Nurul Qurnain Sukowono Jember berharap program OPOP bisa tersentuh langsung kepada pondok pesantren. Karena bagaimanapun pondok pesantren itu sangat sangat membutuhkan bantuan uluran tangan pemerintah.
“Seperti musim kemarau ini, Ponpes Nurul Qurnain memiliki 2500 santri sangat membutuhkan air bersih. Kadang-kadang santri mandi 2 hari sekali. Jika dalam waktu 15 hari kedepan tidak ada solusi, maka santri terpaksa dipulangkan. Ini akan mengganggu proses belajar mengajar,” kata Gus Imam kemarin.
Gus Imam juga merespon positif terkait pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren. Sehingga para pesantren bisa mandiri dan dibina oleh lembaga perbankan maupun lembaga pemerintah.” Ini yang diharapkan. UMKM di Pesantren sudah jalan, tapi tidak pernah ada sentuhan dari pemerintah. Sehingga perkembangannya stagnan. Saya berharap kepada para pemangku kebijkan, serius dan membantu pengembangam ekonomi berbasis pesantren,” pungkasnya.(efi)

Tags: