Mudianto
Mudianto
Mengembangkan institusi pendidikan tidak bisa semata-mata pasrah terhadap pemerintah. Masyarakat, dunia usaha dan industri, dan para alumni punya potensi untuk diajak bersama-sama membangun lembaga pendidikan semakin progressif. Hal itu kuat diyakini Kepala SMKN 3 Surabaya Mudianto.
Para alumni, meski sesungguhnya tidak berkaitan lagi dengan sekolah, adalah aset besar yang dimiliki sekolah. Mudianto mengakui, banyak hal di sekolahnya dibangun atas peran alumni. Mulai dari sarana prasarana hingga program pembelajaran.
“Secara berkala kita mengundang para alumni untuk mengajar kemari. Kesempatan itu selalu menarik antusias siswa karena ada hal yang baru,” terang Mudianto.
Belajar dengan alumni SMK yang telah berkecimpung di dunia usaha dan industri, memiliki sejumlah keuntungan. Di antaranya menyesuaikan materi yang sudah ada dalam kurikulum dengan perkembangan dunia usaha dan industri. Atau bahkan menambah materi yang selama ini tidak diajarkan pada kurikulum SMK.
“Suatu ketika bahkan pernah ada alumni yang sedang perjalanan dari Riau ke Makassar. Tapi dia sengaja lewat Surabaya dulu untuk mengajar adik-adiknya yang masih sekolah,” terang Mudianto. Tidak hanya materi pembelajaran, alumni mengajar juga ada saat siswa mengikuti masa pengenalan sekolah maupun latihan dasar kepemimpinan.
Kuatnya peran alumni benar-benar dirasakan Mudianto. Tidak hanya mengajar di sekolah, melalui tangan-tangan alumni yang telah sukses di perusahaan, banyak lulusan SMK yang ditarik masuk ke perusahaan mereka. Selain itu, alumni juga menjadi bagian penting dari proses pembelajaran SMK berbasis industri. Salah satunya kepercayaan alumni kepada adik kelasnya untuk mengerjakan produk usaha untuk dipasarkan.
“Kita sudah mulai memproduksi barang siap jual yang itu merupakan pesanan dari salah satu usaha milik alumni. Orientasi kita memang bukan bisnis, tapi setidaknya melalui prose situ beban sekolah semakin ringan,” terang Mudianto. Beban yang ringan, lanjut dia, karena dengan mengerjakan produk siswa sekaligus dapat menjalankan praktikum. Sekolah pun dapat lebih menghemat bahan praktikum.
“Jadi di tempat kami ini ada alumni mengajar, alumni peduli dengan ikut menyerap lulusan dan alumni percaya dengan kemampuan siswa untuk memproduksi barang siap jual,” pungkas Mudianto. [tam]
