Gandeng ITS, Pemkot Batu Gerakkan Warga Kembangkan Tanaman Porang

Walikota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSi (berjilbab) dan Forkopimda serta dan Wakil Rektor IV ITS, Bambang Pramujati saat melakukan penanaman porang di AMKE Desa Oro Oro Ombo, Kota Batu, Selasa (1/9).

Kota Batu, Bhirawa
Pemkot Batu menjalin kerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk memanfaatkan tanaman herbal jenis Porang. Kerja sama ini ditandai dengan penanaman secara simbolik tanaman Porang oleh Wali Kota Batu, Dra Hj Dewanti Rumpoko MSI yang didampingi jajaran Forkopimda, dan Wakil Rektor IV ITS, Bambang Pramujati di Area Model Konservasi Edukasi (AMKE) Desa Oro Oro Ombo, Kota Batu, Selasa (1/9).
Dengan giat ini pemkot ingin menggerakkan pertanian masyarakat dengan menanam porang sebagai hasil hutan bukan kayu (HHBK). Porang diproyeksikan menjadi alternatif penyediaan bahan pangan di masa mendatang. Dengan kehadiran tanaman porang ini diproyeksikan akan ada tujuan wisata berbeda di Kota Batu.
“Antara lain agar Kota Batu memiliki tujuan wisata berbeda dari wisata buatan. Kami mencoba memanfaatkan potensi hutan di Kota Batu, satu di antaranya tanaman porang ini,” ujar Dewanti, Selasa (1/9). Tidak hanya tempat wisata, orang yang datang ke AMKE ini nanti juga bisa mendapatkan edukasi tentang tanaman pangan.
Adapun pendampingan yang dilakukan oleh ITS bertujuan untuk meningkatkan perekonomian petani porang. Adapun pendampingan yang dilakukan adalah program pengabdian masyarakat dari ITS. Selama lima tahun didampingi oleh ITS.
Setelah lima tahun, diharapkan terus berkembang dan bermanfaat. Program ini bisa menjadikan satu proyek awal saingan dengan obat tradisi Tiongkok atau Traditional Chinese Medicine (TCM).
Dewanti menjelaskan bahwa herbal di Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Tetapi dalam memanfaatkannya Indonesia kurang memanfaatkan teknologi sehingga herbal di sini kurang terkenal seperti di Tiongkok.
Sementara, Bambang Pramujati menjelaskan bahwa kerja sama yang dilakukan dengan Pemkot Batu memang diarahkan ke tanaman herbal. Dan terkait porang ini, ITS akan memberikan bantuan dan pendampingan dalam branding dan pemasaran.
“Kita akan bantu warga di sini bagaimana caranya membranding, memproduksi dan memasarkan porang,” ujar Bambang.
Ia menjelaskan bahwa di ITS terdapatdepartemen Kimia dan Biologi yang banyak melakukan penelitian terhadap tanaman. ITS juga memiliki teknologi kultur jaringan yang dikatakan Bambang dapat meningkatkan kualitas tanaman. “Dengan pemanfaatan teknologi itu maka hasil tanaman akan memiliki kualitas yang jauh lebih bagus,”tambah Bambang.
Diketahui, tanaman porang adalah tanaman asli Indonesia yang sudah lama dimanfaatkan. Ketika masa penjajahan Jepang, masyarakat disuruh mencari porang untuk kebutuhan industri. Namun aspek budidaya dan industrinya baru disadari belakangan ini.
Porang kaya akan karbohidrat, protein dan serta pangan. Dan sejak akhir perang dunia kedua, porang telah diekspor ke Jepang, Taiwan dan Korsel, demikian juga pengelolaannya. Dan sejak tahun 1975 semakin menggeliat karena nilai ekonomisnya mulai terasa. [nas]

Tags: