Gandeng NU Optimalkan Budidaya Tanaman Herbal

Ketua-LPP-NU-H-Hindarto-yang-juga-dihadiri-Wakil-Bupati-Drs-KH-salwa-Arifin-saat-memberikan-sambutan-dalam-acara-pengembangan-tanaman-herbal.

Ketua-LPP-NU-H-Hindarto-yang-juga-dihadiri-Wakil-Bupati-Drs-KH-salwa-Arifin-saat-memberikan-sambutan-dalam-acara-pengembangan-tanaman-herbal.

Kab.Bondowoso, Bhirawa.
Pemerintah Kabupaten Bondowoso di bawah kepemimpinan Bupati Amin Said Husni terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan taraf hidup dan pendapatan warganya. Salah satu upaya tersebut adalah menggandeng lembaga dibawah Nahdlatul Ulama (NU) yang memang konsen dalam bidang pengembangan perekonomian yaitu Lembaga Pengembangan Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Cabang Bondowoso dalam optimalisasi tanaman herbal.
Kerja sama tersebut dilakukan dalam Pelatihan pengelolaan tanaman herbal untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan optimalisasi sumber daya lokal di daerah tertinggal bertempat di Ballroom Hotel Ijen View kemarin.
Hadir dalam acara tersebut mewakili pihak Pemkab yaitu Wakil Bupati Drs KH Salwa Arifin, Ketua LPPNU Bondowoso H Hindarto juga tampak hadir sekjen LPPNU Pusat, Imam Pituduh SH dan perwakilan dari Kemeterian Desa, Transmigrasi dan PDT Isomuddin serta ratusan peserta yang mengikuti pelatihan tersebut.
Ketua Cabang LPPNU Cabang Bondowoso, H.Hindarto.SP, dalam sambutannya mengatakan, bahwa pelaksanaan pelatihan pengembangan herbal ini untuk membangkitkan potensi yang dimiliki Bondowoso sangat luar biasa besar, karena didukung bahan baku yang berlimpah.
Bahan itu hampir merata diseluruh Kecamatan. lahan sangat cocok untuk pengembangan herbal. Bahkan tidak perlu lahan yang subur, lahan yang tidak produktifpun sangat mungkin sebagai pengembangan tanaman herbal. “Oleh karena itu, LPPNU dengan Dinas Pertanian Kabupatebn Bondowoso akan terus mendorong dan mengoptimalkan potensi lokal yang jumlahnya melimpah ini untuk sebesar-besarnya petani,” ujar H. Hindarto kemarin.
Pelatihan itu direncanakan dalam tiga sesion selama tiga hari yang meliputi panduan dan perbaikan budidaya tanaman herbal, pengelolaan standart baku produk herbal dan ebtreprenership serta pemasaran produk herbal.
Menurutnya, produk herbal sangat baik berbentuk obat suplemen maupun kosmetika, herbal juga telah diterima secara luas di Negara bekembang maupun Negara maju. Pemasaran suplemen dan obat herbal pada tahun 2015 mendatang diperkirakan mencapai US$.93,15 milar dolar, hal itu dipicu oleh permintaan pangsa pasar.
“Di Eropa, obat herbal ini masih menduduki peringkat tertinggi. Diramalkan pada tahun 2015 kecepatan pertumbuhan tertinggi terdapat di Asia Fasific yang mencapai 10,7%, Compounded Average Growth Rate (CAGR) seperti yang dilaporkan Global Indutry Abalyst. Apalagi WHO telah mendukung dan memberi rekomendasi terhadap penggunaan herbal,” paparnya.
Dari data Kemeterian perindusterian mencatat, Industry produk herbal pada tahun 2013 di Indonesia, telah menguasai 34% pasar, dimana obat dan bahan herbal yang bahan bakunya mencapai Rp.11,5 triliun. Sementara omzet kosmetik nasional mencapai Rp.7 trilyun. Sedangkan produk herbal nasional mencapai Rp.11 triliun.
Kendati demikian, walaupunmasih banyak tantangan dan kendala dalam pengembanganya, dana salah satu penyebabnya adalah pentedian bahan baku local yang berkwalitas belum memenuhi standart, sehingga bahan baku kosmetik saat ini masih mengandalkan impor.
“Melihat peluang yang sangat besar, LPPNU Bondowoso sangat perlu menggali potensi dan sumberdaya alam sebagai penyedia bahan baku herbal. Oleh karena itu perlu kiranya untuk memantabkan program ini dengan dilaksanakannya pelatihan budidaya herbal.” tandasnya. [har]

Tags: