Gandeng PHE WMO dan UTM Pemkab Bangkalan Kembangkan TPM

Keberadaan ekowisata TPM selain sebagai wahana pelestarian alam juga potensial menjadi penggerak ekonomi masyarakat di Desa Labuhan.

Surabaya, Bhirawa
Untuk mendorong pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut secara berkelanjutan, Pemkab Bangkalan melakukan berbagai upaya dengan mengembangkan potensi ekowisata melalui Taman Pendidikan Mangrove (TPM) di pesisir Desa Labuhan Kecamatan Sepulu.
Sementara itu pengembangan TPM merupakan hasil kerjasama Pemkab Bangkalan, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dan Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore (PHE WMO) sejak 2013. Dan PHE WMO merupakan korporasi yang bergerak di sektor hulu migas dan menjadi kontraktor kontrak kerja sama dengan SKK Migas.
Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bangkalan, Moh Hasan Faisol mengungkapkan sejauh ini pihaknya sudah menyiapkan sejumlah konsep dan desain promosi wisata TPM kepada masyarakat luar Bangkalan.
“Tinggal menunggu petunjuk Bapak Bupati dan kami sudah masukkan ke paket-paket wisata,” terangnya, Rabu (31/7).
Moh Hasan Faisol menambahkan hal tersebut sesuai dengan visi dan misi terwujudnya Penataan Ruang Kabupaten Bangkalan sebagai Pintu Gerbang Madura menuju Kota Industri, Pariwisata dan Jasa. Dan sebagai langkah awal, Pemkab Bangkalan akan mengembangkan ekowisata melalui Taman Pendidikan Mangrove (TPM) di pesisir Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan.
Dijadwalkan, Bupati Bangkalan, R Abdul Latif Amin Imron akan melaunching Taman Pendidikan Mangrove (TPM) di Desa Labupahan pada Kamis (1/8) hari ini. Keberadaan ekowisata TPM sebagai wahana pelestarian alam sangat potensial menjadi penggerak ekonomi masyarakat di Desa Labuhan. “Para pengunjung akan disuguhkan perjalanan wisata membelah hamparan hutan mangrove. Seperti BJBR (Bee Jay Bakau Resort) di Probolinggo,” ujarnya.
Sementara itu TPM memiliki lebih dari 10 ribu pohon mangrove yang terhampar di atas lahan pesisir seluas sekitar 8 hekatare. Saat ini, pengelolaannya berada di tangan Pemkab Bangkalan. “Para pengunjung akan dimanjakan dengan geladak kayu atau yang disebut tracking sepanjang 350 meter membelah hutan mangrove. Geladak itu akan menuntun para pengunjung menuju keindahan panorama pantai,” pungkasnya. [riq]

Tags: