Gandhelis, Cara Belajar Basa Jawa dengan Menyenangkan

Siswa kelas V SDN Karangjati II Kec. Pandaan Kab. Pasuruan saat menerapkan metode pembelajaran Gandhelis (Gatekno, Bhadeka, Tulisa).

Kab. Pasuruan, Bhirawa
Pelajaran Basa Jawa merupakan pelajaran muatan lokal yang merepresentasikan ciri khas daerah. Pembelajarannya di sekolah diperkuat dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur no. 19/2014 yang memuat tentang muatan lokal wajib di sekolah/madrasah.
Pelajaran muatan lokal Basa Jawa yang diberikan di sekolah diharapkan agar siswa dapat mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri. Pelajaran Basa Jawa dianggap sebagian siswa sangat menyulitkan hal ini dikarenakan siswa yang mengalami kesulitan belajar aksara jawa dan unggah-ungguh basa. Padahal dalam unggah-ungguh basa siswa dapat belajar budi pekerti bagaimana berbicara kepada yang lebih muda atau kepada yang lebih tua.
Dalam pembelajarannya, salah seorang guru di SDN Karangjati II Kec. Pandaan Kab. Pasuruan Dewi Fitrotun Amania,SPd.SD yang mengajar di kelas V menerapkan metode pembelajaran Gandhelis (Gatekno, Bhadeka, Tulisa). Hal ini dilakukan agar para siswa lebih bersemangat dan lebih bisa memahami Basa Jawa baik Aksara Jawa maupun unggah-ungguh basa.
Gatekno yang memiliki arti perhatikan, bhadeka yang memiliki arti menebak atau menjawab dan tulisa yang memiliki arti tuliskan dilakukan secara berkelompok.
Setiap kelompok memiliki anggota 4 – 5 anak. Setiap kelompok memiliki 5 kata kerja, dan memilih salah satu anggota kelompok untuk menjadi juru peraga. Juru peraga akan menunjukkan kata kerjanya di depan kelas, sementara kelompok lain berlomba menjawabnya, dengan ketentuan menjawabnya dalam bahasa krama dan kemudian menuliskannya dalam aksara jawa (hanacaraka). Kelompok yang menjawab akan diberikan nilai sesuai dengan kesepakatan bersama. Kelompok yang memiliki nilai yang paling banyak menjadi pemenangnya.
Dengan metode yang diterapkan Bu Nia dalam pembelajaran Basa Jawa dapat merangsang siswa untuk tertarik dalam pembelajaran Basa Jawa, selain itu siswa juga belajar bekerjasama dan melatih kecerdasan verbal linguistik dan memperkaya kosa kata dalam Basa Jawa terutama unggah-ungguh basa dan aksara jawa.
Salah seorang siswa yang bernama Azizah mengaku sangat senang dengan pembelajaran yang baru saja dilakukan, dia menjelaskan bahwa dengan metode yang diterapkan oleh Bu Nia dia lebih terangsang untuk menghafalkan Aksara Jawa, karena saat menuliskan aksara jawa siswa tidak diperkenankan untuk melihat buku.
Bu Nia menjelaskan pembelajaran dengan metode Gandhelis (Gathekno, Bhadheka, Tulisa) dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis dan dapat memperkaya literasi Basa Jawa, sehingga dapat melestarikan Basa Jawa.
[Dewi Fitrotun Amania, SPd.SD, Guru di SDN Karangjati II, Pandaan, kab Pasuruan]

Tags: