Gara-gara Akik Alam Tercekik

Abdul AzizOleh:
Abdul Aziz
Mahasiswa Double Degree Sejarah Peradaban Islam dan Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA

Batu akik yang tengah menggoncangkan tanah air, bahkan tidak hanya Indonesa saja, tapi juga di sebagian belahan dunia. Dengan nilai estetika tinggi yang dipancarkan kesetiap mata, membuat siapa saja yang memandangnya terpesona melihat keindahannya. Ah sepantas itukah melukiskan nilai estetika batu akik sampai cara memperolehnya membuat alam tercekik.
Batu mulia tersebut didapatkan dari bagian tanah ataupun batuan alam yang mengalami proses kimiawi sehingga membuatnya begitu menarik minat bagi siapa saja yang melihatnya. Batu yang menawarkan berbagai macam wana dan corak tersebut merupakan kekayaan alam yang memang potensial. Tetapi bagaimana jika batu mulia tersebut diperoleh dengan cara mengeksploitasi alam? “Ironi”.
Masyarakat tradisional berburu batu tersebut dilatar belakangi beberapa faktor seperti, menurut sebagian orang punya kekuatan magis, gengsi karena lebih trendi, bahkan para pejabat di Purbalingga menganjurkan sangat kepada para pegawai untuk memakai akik. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk mempromosikan batu indah tersebut, di sisi lain untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Baru-baru ini hutan di tiga kabupaten di Bengkulu rusak gara-gara eksploitasi yang dilakukan oleh pihak yang tak bertanggung jawab. Di sisi lain Kepala Dinas Kehutanan provinsi Bengkulu, Risman Sipayung, menghimbau masyarakat tidak mengambil bongkahan batu akik di kawasan hutan. Hal tersebut ditengarai karena kekhawatiran kerusakan lingkungan akibat dari pencarian bongkahan batu akik akan mengakibatkan kerusakan lingkungan jika dilakukan terus menerus.
Diindikasikan bahwa ada tiga tempat yang dijadikan penggalian bongkahan batu akik di hutan tersebut. Bahkan hasil pencarian batu tersebut dikirim ke luar daerah. Dengan itu pihak Dinas Kehutanan membuat surat edaran kepada bawahannya untuk mengadakan pengamanan di beberapa area hutan yang berpotensi digunakan untuk mencari bongkahan batu itu. “Kita sudah membuat surat edaran terhadap jajaran kehutanan hingga wilayah kabupaten, untuk melaksanakan pengawasan dengan patroli rutin” pungkas Risman.
Tak diragukan lagi memang Indonesia adalah ladang bagi segala kekayaan alam. Batu akik hanya satu di antara banyak kekayaan alam yang patut diperhitungkan sebagai salah satu industri potensial. Meskipun ilegal pihak-pihak tak bertanggung jawabseakan acuh tak acuh perihal dampak yang akan ditimbulkan oleh eksploitasi. Ini kekayaan seluruh alam Indonesia bukan untuk kepentingan negara, tapi kepentingan pribadi dan kelompok. Camkan.
Industri batu akik memang sektor yang sangat potensial digunakan sebagai pengasil pundi-pundi rupiah, tapi beda kasus dong kalau pekerjaan tersebut menggunakan cara yang dilarang oleh negara dan pecinta lingkungan. Itu namanya melanggar hukum. Betapa lucunya negeri ini, menjadi surga bagi para penjarah, perusak lingkungan. Tidak cukupkah hutan seluas 500 lapangan sepakbola? Hutan-hutan dibakari, satwa liar diburu dan dikuliti, ilegalloging adalah kabar yang menghiasi televisi setiap hari. Risi.
Hai para perusak lingkungan, kekayaan alam nusantara ini bukan milik nenek buyutmu, tapi milik negara yang harus dikelola, dan diberdayakan untuk kemaslahatan rakyat Indonesia. Kalau kau sadar bertaubatlah sebelum hasil pekerjaan terlarangmu merugikan keluargamu. Mengotori darah mereka dengan uang hasil pekerjaan haram. Mengutip syair lagu Rhoma Irama “mencari yang haram saja susah apalagi yang haram”, Apakah benar seperti itu?
Ada berkah memang dibalik booomingnya batu akik. Kalangan masyarakat pedesaan yang hidup di hingar bingar kampung terpencil, mereka notabene adalah masyarakat ekonomi rendah. Menciptakan sebuah lapangan pekerjaan demi menambah penghasilan untuk anak istri. Tapi alangkah eloknya jika mencari nafkah tanpa menghilangkan berkah dari sebuah pekerjaan. Ingat, kau boleh mengolak-alik tanah dan batuannya, tapi harus mentataati koridor yang sudah menjadi peraturan.
Ekonomi menghimpit dan melupakan segala kewajiban dan aturan. Pekerjaan dengan segala tipu daya dan upaya dilakukan bahkan alam sampai menjadi korban pergulatan kepentingan manusia. Mungkin menjadi bahan renungan bagi kita semua khususnya para penguasa yang punya andil dalam mempertahankan kelestarian alam. Ketegasan dari para aparatur benar-benar diperlukan demi menyelamatkan warisan anak cucu bangsa Indonesia itu.
Suatu saat alam tidak akan mau bersahabat dengan kita, seperti lirik laggu Ebit G.Ade, Tak bisa dipungkiri memang kita hidup bergantung dengan alam, tapi alam pun membutuhkan kita untuk mengelola dan melestarikan demi mewujudkan sebuah siklus atau simbiosis mutualisme. Mencintai alam sama saja mencintai diri sendiri.Adakah sebuah kesadaran bagi para pencari batu akik yang merusak lingkungan, atas ulahnya bisa merusak harmoni yang senantiasa terpelihara. Carilah jalan yang lebih menghargai keberadaan hutan sebagai paru-paru dunia, sumber daya alam yang menjanjikan dan itu seharusnya menjadi prestise bagi seluruh warga bangsa Indonesia.

                                                                                    —————————– *** ——————————-

Rate this article!
Tags: