Gatot Nurmantyo: Prediksi Indonesia Masuk 5 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia  

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) H Gatot Nurmantyo.

Kab Malang, Malang
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) H Gatot Nurmantyo mengingatkan kepada para mahasiswa Universitas Muhamdiyah Malang (UMM), agar Pancasila harus dijadikan sebagai ideologi bangsa dan negara serta selalu dijadikan pandangan hidup. Sehingga dengan berpegang pada Pancasila, maka bangsa Indonesia ini akan terselamatkan dari berbagai rintangan.
“Untuk itu, para mahasiswa harus ikut terlibat dalam memikirkan kemajuan bangsa Indonesia, sehingga mahasiswa juga harus peka terhadap persoalan bangsa ini. Sebab, bangsa Indonesia ini bisa lebih maju dengan mengedepankan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara,” tegas H Gatot Nurmantyo, Jumat (3/8), usai memberikan kuliah tamu di Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhamdiyah (IMM) Malang, di Gedung Dome UMM.
Selain itu, dia juga menyatakan, bahwa Pancasila hingga kini tetap sebagai landasan politik generasi muda dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga
Pancasila harus mampu diaktualisasikan oleh masyarakat, terutama pada generasi muda dan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa Indonesia. Meski banyak tantangan yang akan dihadapi oleh para pemuda, maka hal itu dibutuhkan kekuatan yang kokoh untuk membentengi para pemuda dari berbagai dampak buruk perkembangan zaman.
Untuk membentengi berbagai rintangan, lanjut Gatot, tentunya Pancasila harus menjadi pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara. Karena kekuatan besar bangsa Indonesia  ini ada ditangan generasi muda. “Sedangkan kekuatan besar itu di tahun 2030, karena di tahun itu Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, dan diprediksi menjadi lima besar kekuatan ekonomi dunia,” ujarnya.
Ditegaskan, untuk membangun kekuatan besar itu, maka harus ada persiapan yang dilakukan mahasiswa agar bonus demografi bukan menjadi penghancur bangsa, tapi bisa membawa kemajuan bangsa. Dan dirinya juga berpesan pada generasi muda untuk menyiapkan diri menyambut bonus demografi tersebut. Seperti mampu mengelola sumber daya dengan bijak dan profesional, serta melanjutkan cita-cita perjuangan Ibu Kartini. Karena  dengan jumlah sarjana wanita yang profesional cukup banyak, hal itu akan mempercepat pembangunan tanpa melupakan kearifan lokal dan dilakukan dengan gotong royong.
Dalam kesempatan itu, wartawan juga menanyakan kepada Mantan Panglima TNI, apakah Pak Gatot masih memiliki peluang untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti, jika ada poros baru? Dijawab Gatot, saat ini pencalonan Calon Presiden (Capres) atau Calon Wakil Presiden (Cawapres) masih bersifat cair, dan belum ada yang tetap karena setiap koalisi masih belum ada kepastian. Sehingga peluang selalu ada dan peluang poros baru juga masih sangat mungkin.
Terkait poros baru, ia melanjutkan, masih ada peluang diluar koalisi yang telah terbentuk. Namun, dirinya tidak memungkiri bahwa itu sulit terbentuk, karena dirinya bukan ketua partai ataupun kader murni partai. Dan untuk saat ini, masing-masing partai sedang membahas atau menyiapkan calonnya. “Tapi, saya menunggu selanjutnya seperti apa, dan memang sempat muncul dalam beberapa survei terkait bursa nama Capres maupun Cawapres. Dan berdasarkan survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei, bahwa nama Gatot Nurmantyo masuk dalam survei Capres terkuat,” tandas Gatot, yang juga pernah menjabat Panglima Daerah Militer (Pangdam) V Brawijaya ini. [cyn]

Tags: