Gaya Hidup Digital dan Ekosistem Industri 4.0

Oleh :
Wahyu Kuncoro SN
Wartawan Harian Bhirawa 

Implementasi industri generasi ke empat atau revolusi industri 4.0 yang belakangan menjadi perbincangan yang seksi di berbagai kalangan, sesungguhnya harus diikuti dengan pembentukan ekosistem yang sehat dan berkesinambungan agar efektif menggerakkan seluruh sektor ekonomi. Bagaimanapun, untuk mencapai keberhasilan berbisnis di era digital, butuh ekosistem dan komunikasi yang terbentuk secara baik oleh pelaku bisnis, sehingga tercapai ekosistem yang kuat dan saling menguntungkan.
Secara faktual masyarakat Indonesia sudah mampu dalam menggunakan teknologi, hanya saja belum secara apik memanfaatkannya dalam urusan produktivitas yang dapat mengembangkan ekonomi di Indonesia. Padahal, revolusi Industri 4.0 ini apabila diterapkan secara tepat akan lebih menguntungkan pelaku bisnis lebih karena dapat mengurangi biaya operasional. Lantaran itu, sunggu perlu memperhatikan karakteristik dan bentuk-bentuk perkembangan teknologi saat ini agar dapat memanfaatkannya secara maksimal dan menyiapkan langkah-langkah antisipati yang tepat.
Data Produk Domestik Bruto (PDB) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sejak 2014 sudah tiga kali Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi menempati peringkat pertama pertumbuhan ekonomi yang ditinjau dari sisi produksi. Hal ini terjadi pada 2014, 2015 dan 2017. Nilainya pernah menyentuh dua digit pada 2014 (10,02%) dan 2015 (10,06%). Ini menunjukkan bahwa industri Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) terus menggeliat dan bertumbuh pesat.
Dinamika pada banyak aspek ekonomi terus terjadi. Tidak hanya proses produksi semakin mengandalkan kecanggihan teknologi. Pola konsumsi milenial lebih banyak mengandalkan internet. Lokasi dan alat transaksi tidak melulu berbentuk fisik dan kasat mata. Transaksi virtual menjadi hal yang tidak asing bagi masyarakat milenial. Dalam hitungan menit, kebutuhan diperoleh dan omzet mengalir. Sederhana, cukup dengan mengusap layar gawai.
Satu dekade perkembangan pesat perdagangan digital menjadi fenomena baru dalam ekonomi Indonesia. Banyak pihak berharap fenomena itu dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menyokong perekonomian makro negara kita.
Memfasilitasi Gaya Hidup Digital
Gaya hidup digital kini kian lekat dengan keseharian masyarakat. Hampir semua orang, setiap hari, bersentuhan dengan teknologi digital. Sebut saja soal streaming musik, video, games, hingga media sosial. Semua aktivitas digital tersebut boleh dibilang sudah menjadi konsumsi hari-hari setiap orang.
Pesatnya pertumbuhan pada perangkat mobile, tingginya pengguna digital, serta meningkatnya layanan mikro prabayar di Indonesia menghasilkan produksi data secara masif dan eksponensial daripada yang pernah ada sebelumnya. Masuknya data ekstrem ini, memberikan peluang besar untuk mengembangkan pengalaman gaya hidup digital baru yang dipersonalisasi untuk konsumen Indonesia. Dengan perkembangan teknologi dan sumber data yang terus berkembang, data menjadi kian tak terprediksi dan analisis menjadi semakin kompleks.
Dalam Extreme Data Economy yang baru, data menjadi sangat fleksibel dan dapat berupa data besar atau kecil, statis atau bergerak, terstruktur atau tidak terstruktur, tahan atau mudah rusak, manusia atau mesin.
Tantangan Industri Telekomunikasi
Bahwa ketika industri 4.0 hadir maka akan terjadi peningkatan konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Dari sisi industri telekomunikasi, tren ini mulai terlihat dari antusiasme pengguna jasa telekomunikasi yang berkembang dengan cepat di semua segmen dan dengan mudah menyerap berbagai perkembangan layanan, baik dari sisi teknologi perangkat maupun konten seperti layanan SMS based content, mobile TV, e-banking, m-banking, video on demand, music on demand, dan lainnya.
Data tentang pemakai jasa telekomunikasi di Indonesia menunjukkan bahwa semua segmen profesi di masyarakat menunjukkan minat yang tinggi untuk menggunakan layanan internet berkecepatan tinggi dan music on demand. Hal ini merupakan peluang bisnis untuk mengembangkan layanan content broadband industri telekomunikasi.
Perkembangan gaya hidup digital ini menciptakan masyarakat digital atau ‘digital customers’ yang membutuhkan konten dan aplikasi sesuai kebutuhan mereka secara cepat, kapan pun dan dimana pun. Hal ini menjadi tantangan bagi pelaku industri telekomunikasi untuk bisa memiliki berbagai kompetensi di luar kompetensi utama mereka. Pada akhirnya perubahan value chain di era konvergensi dan dampaknya akan merubah bisnis model dan memberikan keuntungan yang dapat diraih para pelaku industri telekomunikasi melalui sinergi dan kerjasama.
Indonesia menjadi salah satu target bagi para pemain industri dunia yang berebut berebut masuk pasar Indonesia. Karena itu, harus ada regulator yang dapat memproteksi serta menjaga keseimbangan di berbagai parameter. Inklusi finansial yang masih relatif rendah di Indonesia menggambarkan besarnya potensi yang belum tergali. Sementara layanan yang terbatas dan pemanfaatan layanan yang ada belum maksimal. Lantaran itu upaya salah satu operator telekomunikasi terbesar di Indonesia Telkomsel untuk konsisten mengembangkan ekosistem digital di Indonesia menemukan relevansinya.
Telkomsel terus mengembangkan ekosistem digital di Indonesia, terutama dalam pemanfaatan layanan digital lifestyle, seperti video, musik, games, dan value added service (VAS); digital advertising; digital payment T-Cash; digital banking; dan Internet of Things (IoT). Upaya itu dibuktikan dengan tetap fokus mengembangkan ekosistem digital, di antaranya dengan terus menggelar infrastruktur jaringan secara agresif, terutama BTS berbasis teknologi mobile broadband. Tujuannya adalah menyediakan berbagai pilihan solusi layanan digital untuk melayani kebutuhan digital lifestyle pelanggan dan masyarakat Indonesia. Fokus Telkomsel di bisnis digital terlihat dari keseriusan menggelar infrastruktur jaringan broadband.
Pengembangan ekosistem digital di Indonesia memicu lahirnya berbagai solusi yang dapat meningkatkan produktivitas dan mendorong berbagai perubahan ekonomi, sosial, dan budaya di masyarakat. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Telkomsel membutuhkan dukungan seluruh pemangku kepentingan di industri telekomunikasi untuk bersama-sama memajukan negeri. Telkomsel juga terus memberi perhatian terhadap pengembangan lima teknologi utama yang akan menopang pembangunan sistem Industry 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human-Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.
Bayangkan, betapa besar nya potensi untuk operator ICT dan ekosistem lainnya ketika masa itu datang. NB-IoT atau Narrow Band Internet of Things memang menjadi salah satu teknologi yang didalami oleh Telkomsel dalam mendukung Revolusi Industri 4.0 ini. Selain perangkat yang murah, jangkauan dan koneksi yang luas serta perangkat dengan baterai yang tahan lama menjadi keunggulan dari teknologi ini. Sehingga nanti nya akan lebih efektif digunakan oleh industry dalam mengadopsi teknologi ini untuk menghadapi revolusi 4.0.
Dengan IoT, para pengusaha dapat mengatur dan mengelola operasional bisnis nya secara real time. Apalagi, dalam mengaplikasikan IoT ini juga ada Artificial Intelligent dan big data dibaliknya sehingga berbagai data yang masuk dapat dianalisa dengan cepat dan lebih akurat ketimbang dilakukan secara manual. Ada beberapa layanan yang saat ini sudah siap diberikan oleh Telkomsel. Misalnya layanan yang diberikan untuk industri logistic, dimana para perusahaan akan memperoleh visibilitas operasional secara real-time, baik dari lokasi, peralatan, hingga karyawan.
Meningkatkan efisiensi dan kinerja operasional jika menggunakan IoT. Telkomsel sendiri tidak hanya mengembangkan IoT saja, tetapi juga berbagai layanan, baik yang kini sudah berjalan maupun berbagai macam layanan yang masih dalam bentuk incubator untuk digali potensinya.
Baik entertainment maupun bisnis. IoT sendiri merupakan konsep yang punya tujuan memperluas pemanfaatan Internet agar terus terhubung di segala macam perangkat, mulai dari perangkat rumah tangga hingga korporasi. Konsep ini sangat mungkin dimasuki oleh Telkomsel dalam mengembangkan bisnisnya dan memperkuat posisi sebagai perusahaan telekomunikasi seluler terbesar di Indonesia.

———- *** ———-

Tags: