Gegana Polda Jatim Jinakkan Mortir Aktif di SDN Kapasan III

Kapolsek Simokerto Kompol Masdawati menunjukkan temuan mortir aktif di SDN Kapasan III Surabaya, Senin (14/8). [abed nego/bhirawa]

(Temuan Mortir Perang oleh Pekerja Bangunan)
Polda Jatim, Bhirawa
Sebuah mortir aktif ditemukan di SDN Kapasan III/145 Jl Gembong Sekolahan No 7 Surabaya, Senin (14/8). Selanjutnya temuan tersebut dilaporkan ke pihak sekolahan, dilanjutkan ke Polsek Simokerto dan ditindaklanjuti Tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim.
Mortir aktif ini pertama kali ditemukan sekitar pukul 10.00  oleh 4 pekerja bangunan setempat, yakni Damono, Darmin, Darsono dan Dedi. Ke empatnya menemukan mortir saat melakukan galian pada bangunan sekolah. Selanjutnya, temuan mortir ini dilaporkan ke Polsek Simokerto hingga ditindaklanjuti Tim Jibom Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkan adanya temuan mortir di SDN Kapasan III. Begitu mendapat laporan adanya temuan mortir, Barung menjelaskan, Tim Jibom Detasemen Gegana Satbrimob Polda Jatim langsung melakukan oleh TKP (Tempat Kejadian Perkara) di SDN Kapasan III dan berhasil mengamankan mortir tersebut.
“Mortir tersebut merupakan peninggalan zaman perang Belanda dan masih aktif. Selanjutnya diamankan Tim Jibom Detasemen Gegana Polda Jatim untuk selanjutnya di disposal (pemusnahan senjata perang),” kata Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (14/8).
Senada dengan Kabid, Kapolsek Simokerto Kompol Masdawati membenarkan temuan mortir tersebut. Dikatakannya, mortir sepanjang 33 cm dengan diameter 9 cm itu ditemukan oleh pekerja bangunan yang menggali tempat itu. Kemudian pihak sekolah melaporkan temuan itu ke Polsek Simokerto.
Ditambahkan Masdawati, mortir aktif tersebut ditemukan pada bangunan SD yang terbakar pada 16 April 2017 lalu. Karena hendak direnovasi, pekerja bangunan ini masuk ke lahan sekolah dan membuat galian untuk pondasi bangunan sekolahan. Tak ingin mengambil risiko, pihaknya langsung mensterilkan bangunan tersebut dengan garis polisi.
“Mortir aktif ini ditemukan pada kedalaman sekitar 1 (satu) meter. Saat itu aktivitas belajar masih berlangsung, namun para siswa SD tidak diberitahu agar tidak panik,” tegas Kompol Masdawati.
Kompols Masdawati mengaku, mortir aktif tersebut diduga senjata perang peninggalan zaman Belanda. Sebab, pada titik temuan diketahui merupakan bekas bangunan sekolah Kristen yang dahulu kala dibangun oleh Pemerintahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut diteruskan menjadi bangunan SD.
“Dulu bangunan ini merupakan bekas bangunan sekolah Kristen pada zaman Belanda. Jadi, mortir itu merupakan mortir perang,” pungkasnya. [bed]

Tags: