Persaingan di Kejurda renang bakal semakin ketat karena event ini dijadikan ajang seleksi oleh PRSI Jatim.
Surabaya, Bhirawa
Pengprov Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Jatim menggelar Kejuaraan Daerah (Kejurda) 21-28 Maret. Pada event tahunan itu semua atlet Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) wajib turun karena yang terbaik akan dikirim ke Kejurnas atau Pra PON tahap I.
Turunnya atlet Puslatda Jatim di event ini membuat persaingan meraih juara semakin sengit karena para atlet non Puslatda tentunya memiliki tekad untuk bisa mengalahkan atlet terbaik Jatim itu.
Selain itu Pengprov PRSI Jatim juga ingin melihat catatan waktu para peserta Kejurda sebab pihak pengurus hanya mengirimkan perenang terbaik untuk turun di Kejurnas agar Jatim bisa meraih tiket untuk berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020.
Ajang Kejurnas nantinya juga dijadikan seleksi nasional (Seleknas) untuk Sea Games 2019.
“Untuk itu, guna mendapatkan perenang terbaik di Kejurnas tersebut PRSI Jatim menggelar kejuaraan daerah (Kejurda),” ujar Pengurus PRSI Jatim Herlambang Widjaya sela-sela kejurda di Kolam renang KONI Jatim, Kamis (21/3) siang.
Dalam seleksi ini para perenang andalan Jatim yang tergabung di Puslatda Jatim 100 dipersiapakan PON XX 2020 di Papua. “Kuota maksimal hanya 16 atlet, kita kejar itu agar memudahkan strategi saat PON nanti. Pesaing kita selama ini Jabar dan DKI, ” ujarnya.
Herlambang menjelasakan, peserta kejurda kali ini dibagi dua kelompok, yakni prestasi dan pelajar. Pembagian dua kelompok dilakukan agar atlet berstatus pelajar tidak kesulitan meraih prestasi untuk bekal masuk sekolah negeri.
“Total kejurda renang tahun ini diikuti 837 atlet dari 30 pengkot dan pengkab PRSI di Jatim. Jumlahnya memang turun di bandingkan sebelumnya, karena memanf kita batasi untuk cari perenang terbaik sebelum Pra PON,” pungkas Herlambang.
Sedangkan kelas yang dipertandingkan, mulai kelas KU-5 (usia 8 tahun), KU-4 (usia 10 tahun), KU-3 (usia 12 tahun), KU-2 (usia 14 tahun) dan senior (usia 17 tahun ke atas). [wwn]
