Gelar Lomba, BKOW Perjuangkan Kolintang Diakui UNESCO

2-BKOWPemprov Jatim, Bhirawa
Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jatim turut memperjuangkan agar musik kolintang dapat diakui UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation). Salah satu upaya itu adalah dengan rutin mengadakan lomba kolintang wanita dewasa.
“Melalui lomba kolintang wanita dewasa, BKOW Jatim berjuang agar ke depan musik kolintang dapat terus eksis dan dapat sejajar dengan alat musik lainnya di Indonesia, bahkan mungkin sampai ke manca negara,” kata Ketua Umum BKOW Provinsi Jatim Dra Hj Fatma Saifullah Yusuf, saat Lomba Musik Kolintang Wanita Dewasa, di Atrium Grand City Mall Surabaya, Sabtu (23/4).
Menurut dia, BKOW Jatim akan terus melestarikan musik khas Indonesia ini supaya  segera dapat pengakuan UNESCO. Untuk itu, BKOW Jatim memberikan kesempatan kepada wanita-wanita di Jatim untuk bisa menyalurkan kemampuannya bermain kolintang, dengan cara mengikuti lomba yang telah digelar untuk yang kelima kalinya ini.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, lanjutnya, lomba kolintang dilaksanakan pada April dalam rangka memperingati Hari Kartini, dan mengingat perjuangan pada zamannya yang wajib dilanjutkan oleh seluruh Kartini masa kini. Salah satu yang menjadi pokok pembicaraan kartini adalah masalah budaya.
Dijelaskannya, diera global dengan infiltrasi budaya asing yang tidak mungkin lagi dicegah, membuat masyarakat disuguhi budaya dari luar yang terkadang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya indonesia. Untuk itu, berbagai budaya lokal yang bisa membangkitkan cinta tanah air, harus kalau senantiasa digelorakan.
“Lomba Kolintang Wanita Dewasa ini salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan budaya tradisional asli indonesia yang dapat menunjukkan jati diri dan kepribadian bangsa, yang harus dipertahankan dalam menghadapi arus modern dewasa ini,” tegasnya.
Dengan semangat Kartini, lanjut Fatma, BKOW Provinsi Jatim bertekad untuk selalu menjaga agar musik kolintang selalu eksis di tengah maraknya beraneka jenis musik yang ada saat ini. “Saya berharap dengan wadah seperti ini generasi muda  tergugah untuk mencoba alat musik yang kita banggakan. Wadah seperti ini harus ada, kalau tidak ada wadah  mereka tidak semangat untuk belajar,” harapnya,
Sementara itu, lomba kolintang ini diikuti 14 grup dari brbagai Instansi pemerintah maupun swasta dan organisasi wanita di Jatim. Setiap peserta tampil membawakan satu lagu wajib keroncong, satu lagu pilihan (populer) dan satu lagu instrumentalia, dan seluruh peserta diwajibkan mengenakan busana nasional.
Setelah dewan juri yang diketuai Arif (Itama Raya), Bambang Supriyanto (STKW Kota Surabaya), dan Doni (instruktur musik kolintang) mengadakan penilaian meliputi lima kriteria, yaitu; aransemen musik, tehnik cara memukul dan suara yang dihasilkan, vokal, penyajian/pembawaan dan tempo.
Setelah dilakukan penjurian akhirnya dewan juri memutuskan yang meriah juara pertama yaitu GOW Kab Ngawi, juara dua grup dari Armatim dan juara tiga grup Bhayangkara Polda Jatim. Sedangkan juara harapan satu Persatuan Isteri Karyawan Petro Kimia Gresik, juara harapan dua Disbudpar Provinsi Jatim dan juara harapan tiga Yala Senastri Kobangdikal.  [iib]

Tags: