Gelar Nabung ”Banyu” Hari Air se-Dunia

Pungkasiadi Wabup Mojokerto (pegang cangkul) menanam pohon dalam peringatan Hari Air Sedunia, Rabu (22/3). [kariyadi/bhirawa].

Kab Mojokerto, Bhirawa
Pemkab Mojokerto menyadari jika diperlukan sinergi antar pemangku kepentingan sebagai formasi utuh, demi merealisasikan keseimbangan alam,  khususnya ketersediaan air. Tekad menjaga sumber daya berupa air itu dilontarkan Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, dalam acara Gelar Tikar Multi Stakeholder Program Nabung Banyu Peringatan Hari Air Sedunia, di Sumber Mata Air Jubel, Pacet, Rabu (22/3) kemarin.
”Penyelamatan lingkungan tak bisa dilakukan sendiri. Perlu sinergi multi stakeholder baik pemerintah, dunia usaha dan elemen masyarakat,” terang Wabup di acara yang mengusung tema Penghijauan dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Edukasi Lingkungan Mata Air Gunung Welirang.
Wabup menuturkan, hingga tahun ini, sudah jutaan bibit pohon telah ditanam. Ribuan sumur resapan, lubang biopori dan ratusan sekolah dibina melalui program Adiwiyata. Perbup Nomor 13 tahun 2015 tentang sumur resapan juga telah diterbitkan. Bahkan sejak tahun 2008, Kab Mojokerto sudah memiliki laboratorium lingkungan yang diakui nasional melalui akreditasi oleh komite akreditasi nasional.
”Sekali lagi perlu diingat, upaya penyelamatan alam perlu dukungan semua pihak.  Seperti beberapa waktu lalu, dimana Pemkab Mojokerto duduk bersama dengan kawan-kawan dari Alianis Air, berdiskusi terkait upaya konservasi sumber air,” tandas Wabup.
Aliansi Air terbentuk atas tindak lanjut workshop Water Stewardship Oktober 2016 lalu. Aliansi Air ingin mensinergikan tiga stakeholder yang berkaitan dengan konservasi air (pemerintahan, swasta, dan Non Government Organization atau NGO). Selama ini kebanyakan berjalan sendiri-sendiri, swasta dengan kegiatan Coorporate Social Responsibility (CSR), pemerintah berjalan dengan programnya, begitu juga akademisi dan masyarakat. Berangkat dari sini, Aliansi Air bercita-cita untuk mensinergikan semua stakeholder terkait.
Sementara itu,  Brewery Manager PT Multi Bintang Indonesia, Frans Rozemeijer, mewakili stakeholder dunia usaha, mengatakan jika Gunung Welirang merupakan sumber mata air penting bagi Kab Mojokerto. Pihaknya berkomitmen untuk terus ikut menjaga keberlangsungannya.
”Gunung Welirang adalah salah satu sumber mata air penting bagi keberlangsungan alam di Kab Mojokerto. Kami berkomitmen untuk ikut membantu menjaga keberlangsungan sumber mata air, tentu dengan didukung para stakeholder baik pemerintah maupun masyarakat,” singkat Rozmeijer dalam terjemahan Bahasa Indonesia.
Dalam event itu juga dilakukan penyerahan bibit pohon dari PT Multi Bintang Indonesia kepada Perhutani, serta dari Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS) kepada tokoh masyarakat Kembangbelor/Pesanggem.  Peringatan hari air kemarin ditutup dengan aksi nyata tanam 4 ribu pohon. [kar]

Tags: