Gelar Pameran Batik di Hotel

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Seniman yang dikenal kalem namun memiliki seabrek kesibukan karena bisnis dan usaha yang digelutinya, tidak lantas membuat darah senimannya ditanggalkan begitu saja. Untuk, menunjukkan eksistensinya sebagai seorang seniman lukis, kali ini seniman berdarah kota Tulungagung kembali menggelar pameran tunggal.
Pagelaran Pameran tunggal yang digelar di Mercure Hotel Surabaya dari tanggal 14-20 Oktober 2016, dibuka dan diresmikan pada Jumat, 14 Oktober 2016, oleh Hj Fatma Saifullah Yusuf. Sebanyak 31 lukisan dan 46 batik tulis lama atau lawasan dari berbagai motif dan warna digelar dalam pameran tunggal Lerem Pundilaras.
Usai acara peresmian pembukaan pameran tunggal, isteri Wakil Gubernur Jatim, Fatma didampingi Lerem Pundilaras langsung menuju lokasi pameran. Melihat koleksi pribadi Laras, Hj Fatma sangat antusias dan kagum akan karya karya seniman lukis yang sekaligus sebagai Priority Banking Manager Bank Jatim.
“Batik ini filosofinya sangat tinggi. Saya cukup kagum dengan teknik dan keindahan motifnya. Terlebih, pemilik atau pembatiknya juga sudah tiada.” Tutur Hj. Fatma disela-sela koleksi yang terpajang rapi di area pameran.
Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau, wajib bisa membatik sebagai bentuk ketrampilan mereka,? imbuhnya.
Seniman cantik yang juga seorang pengusaha SPBU di Pamekasan, Lerem Pundilaras mengatakan, memang tak mudah merawat batik peninggalan ibunya yang meninggal dalam usia lebih dari 80 tahun itu. Besarnya perhatian terhadap karya seni dan keinginannya merawat aset bangsa itulah, yang membuat Laras merawatnya dengan segenap hati.
Batik lawasan dari berbagai daerah yang dipamerkan itu merupakan warisan dari almarhum ibunya yang juga seorang pembatik. Semua ini warisan ibunda almarhum. Ada yang dibatik sendiri ada juga yang karya pembatik lainnya,? ucap Laras.
Istimewanya, diantara macam batik yang dipamerkan terhadap kain batik yang berusia 90 tahun. Diantaranya, batik Puspaningrat, batik Gentongan Kuno Tanjung Bumi Madura, batik kuno dari Kudus, batik Lou Ie Tien dari Sidoarjo, batik Uan Zuylon Sarung Belandaan.
Khusus untuk lukisan yang beraliran naturalis tersebut ada berbagai ukuran. Mulai dari 30×40 cm sampai dengan yang terbesar berukuran 1 meter ikut dipajang. Harga yang ditawarkan juga variatif. Mulai diharga Rp 2 jt juga hingga Rp 25 juta. [ma]

Rate this article!
Tags: