Gelar Semalam Nusantara, Bukti Nyata 15 Etnis Hidup Rukun dan Damai di Sidoarjo

Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah, memukul gong menandai acara Semalam Nusantara yang digelar oleh Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) di Alun-alun Sidoarjo.

Sidoarjo, Bhirawa
Berbagai etnis di nusantara yang selama ini bertahun-tahun tinggal Kab Sidoarjo, Sabtu malam (3/11) kemarin, berkumpul di Alun-alun Kota Sidoarjo. Etnis-etnis ini menampilkan seni dan budaya khas masing-masing daerah dalam acara ‘Semalam Nusantara’.
Ada etnis Jawa, Toraja, Padang, Batak, Ambon, Sunda, Minahasa, Flores, Papua, Nias, Madura, Bugis, Manado, Maluku sampai Tionghoa. Acara tahunan ini sebagai bukti nyata dan perekat, 15 etnis nusantara itu telah hidup dengan rukun, damai dan berdampingan di Kab Sidoarjo.
Kegiatan yang diselenggarakan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Sidoarjo itu, dibuka oleh orang nomor satu di Kab Sidoarjo, Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah SH MHum.
Bupati Saiful Ilah, merasa bangga dan bersyukur keberadaan mereka bertahun-tahun di Kota Delta Sidoarjo, bisa hidup berdampingan dengan rukun dan penuh kedamaian. Ia mengakui Bangsa Indonesia yang merupakan negara kepulauan mempunyai ciri khas masing-masing, mulai suku, ras dan budaya.
”Meski beda tapi semuanya tetap dalam kesatuan Berbangsa dan Negara Indonesia. Bhineka Tunggal Ika,” kata Bupati Saiful Ilah, memberi pesannya.
Dengan memegang kuat falsafah Bhineka Tunggal Ika, kata Bupati Saiful Ilah, meski sampai saat ini bangsa Indonesia masih menghadapi cobaan berbagai konflik vertikal maupun horizontal, tapi tetap tidak sampai tergoyahkan. Berbagai konflik yang timbul itu disebabkan banyak hal. Diantaranya, isu globalisasi, demokratisasi, transformasi Iptek, penegakan hukum sampai masalah HAM.
Dan tentu saja, berbagai macam jenis konflik itu harus segera diselesaikan secara arif dan bijaksana. Kalau tidak, maka akan bisa berpotensi pada perpecahan bangsa dan negara.
Karena itu, tegas Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah, Pemkab Sidoarjo akan memantapkan posisi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK). Karena adanya forum ini sangat mendukung sekali terciptanya stabilitas politik, keamanan serta ketentraman dan ketertiban umum.
Bupati menyampaikan, kalau keberadaan FPK ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 34 tahun 2006 Tentang Penyelenggaraan Pembauran di Daerah.
”Sebagai pimpinan daerah, saya sangat senang dan bangga sekali malam ini saya bisa berkumpul dengan berbagai ras, suku daerah yang ada di seluruh Indonesia. Ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Karena itu saya minta masyarakat terus meningkatkan toleransi antar sesama. Karena dengan toleransi akan mewujudkan Sidoarjo yang aman, tentram, damai dan kondusif,” paparnya panjang lebar.
Dalam kesempatan itu, Ketua FPK Sidoarjo, H Achmad Amir Aslichin mengatakan, salah satu tujuan kegiatan ini untuk mensinergikan para etnis nusantara yang ada di Kab Sidoarjo. Diharapkan, identitas suatu ras, suku dan etnis yang ada di Kab Sidoarjo tidak akan hilang, tetap terjaga. Selain itu kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjaga situasi kondusif di wilayah Sidoarjo.
H Achmad Amir yang juga anggota DPRD Sidoarjo itu menegaskan, FPK merupakan wadah informasi, komunikasi, kerjsama dan silaturahmi antar warga masyarakat.
Dalam kegiatan Semalam Nusantara itu 15 etnis meramaikan dengan mempertontonkan kesenian dari daerah asalnya. Mulai dari Bali dengan Tari Sekar Jagad, dari Padang dengan Tari Piring nya, sedangkan dari Ambon dengan tari Sahurekareka. Etnis Nias kala itu menampilkan tari Perang. Sedangkan dari Madura dengan tari Rampak Lalapan, dari Toraja tari Ma’pasongloh, Maluku tari Soyasoyasisi. Untuk etnis Jawa ditampilkan tari Banjarkemuning, tari asli Sidoarjo. Tidak ketinggalan etnis Batak dengan tari Tortor Martumba.
Acara ini semakin menarik, karena para etnis juga mengenalkan dan menyuguhkan berbagai macam jenis kue dan makanan dari daerahnya. Semuanya disuguhkan dengan gratis pada masyarakat yang datang pada acara itu. [kus/adv]

Tags: